Kasih Sayang Orang Tua yang Kurang Bisa Picu ABH

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, - Peran orang tua dalam mengurus, mendidik serta menasehati anak di rumah sangatlah penting. Hal itu bertujuan agar anak tidak mudah terjerumus ke hal-hal yang negatif.

Jika orang tua lepas kontrol, maka risiko Anak Berhadapan Hukum (ABH) cukup terbuka lebar. Anak akan mencari pemuasan psikologis di luar sebab di rumah pun tak ada perhatian dan kasih sayang. 

Makanya, tak jarang didengar banyak anak di bawah umur yang harus berurusan dengan hukum. Entah itu terlibat kasus cabul, pencuri, pembunuhan dan lain sebagainya. 

Di Maluku, kasus seperti ini juga telah melibatkan sejumlah anak di bawah umur. Sejak Januari hingga Februari 2021, sudah sebanyak enam orang anak dibawah umur yang harus mendekam di bui. 

Tiga diantaranya terlibat dalan kasus pembakaran rumah di Negeri Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) awal Januari lalu. Dan tiga lainnya terlibat kasus pengeroyokan hingga menghilangkan nyawa orang di kawasan Jembatan Merah Putih (JMP) Kamis malam pekan kemarin. 

Menyikapi masalah ini, salah satu akademisi IAIN Ambon, Ainun Diana Lating mengatakan, ada banyak faktor penyebab ABH. Tapi, yang harus dijaga yakni soal perhatian dan pengawasan terhadap anak. 

“Perhatian ini khan soal bagaimana orang tua mendidik serta mengasuh. Penting juga memperdalam ilmu agama. Kalau ini tidak ada, anak bisa mencari pemuasan psikologis di luar,” kata Lating dihubungi Kabar Timur, Senin (15/2). 

Menurut, alumni magister psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta itu, lingkungan sosial juga mempengaruhi perilaku anak. Seorang anak bisa menjadi pelaku kriminal untuk mendapatkan pengakuan dari teman-teman sebayanya.

“Banyak aktivitas kurang baik yang ditayangkan, misalnya lewat sosial media dan internet, sehingga anak-anak secara tidak sadar menganggap perilaku mereka adalah sesuatu hal yang normal,” sebutnya

Dikatakan, setiap orang tua tentu sayang dengan anaknya. Tapi, perhatian itulah yang kemudian menjadi sangat penting. “Kalau tak kontrol anak dan biarkan anak nongkrong tanpa harus belajar, maka risikonya besar. Apalagi sekarang banyak game di hp android yang tidak mendidik. Komunikasi di Hp inilah yang membuat anak zaman sekarang terlihat kurang beradab,” tandasnya

Misalnya, lanjut dia, dalam permainan game, ada istilah-istilah yang dipakai seperti anjelo, anjay dan sebagainya. Dan inilah yang dianggap biasa saja dan bisa terbawa-bawa ketika menanggapi respon orang lain.

“Kalau keadaban sudah hilang, maka bisa timbul anarkis yang dilakukan anak remaja. Jadi saya perlu ingatkan lagi kalau perhatian orang tua itu harus ditingkatkan kepada anak. Mari kita jaga anak usia remaja agar mereka  tidak menghabiskan usia produktifnya di dalam sel,” pungkasnya. (KTY)

Komentar

Loading...