KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, – Pendemi Covid-19 yang entah kapan berakhir membuat masyarakat mulai jenuh dan kendor dalam mematuhi protokol kesehatan. Kejenuhan masyarakat ini terlihat ketika enggan mengikuti proses kontak tracing (pelacakan) dengan pasien positif corona yang dilakukan petugas kesehatan di lingkungan tempat tinggal mereka. Karena menolak, tracing hanya dilakukan kepada saudara atau keluarga pasien corona.
“Saya pahami betul masyarakat sudah mulai jenuh dengan covid-19. Ini dilihat dari masyarakat yang terkorfimasi covid-19, dan Satgas di lingkungan dan desa, atau Dinas Kesehatan melakukan tracing, mereka hanya bertemu kakak atau adik (pasien covid), padahal yang harus di tracing itu di lingkungan, dan tempat kerja,” kata Walikota Ambon Richard Louhenapessy di Balai Kota Ambon, Senin (8/2).
Hingga saat ini tingkat konfirmasi Covid-19 di Kota Ambon sudah dibawah 300. Menurutnya itu menggembirakan, tetapi masyarakat tidak boleh lengah, karena suatu waktu bisa naik, dan kunci utama ada pada proses tracing.
“Kita sementara melakukan pola pendekatan tracing dengan memperdayakan Satgas (Covid-19) yang ada di lingkungan dan desa. Diharapkan 1 orang terkonfirmasi harus dilakukan tracing 1 banding 30. Artinya 1 orang terkonfirmasi minimal 30 orang di tracing oleh petugas kesehatan, baik di rumah, tempat kerja, dan lingkungan sekitarnya,” ujar eks ketua DPRD Maluku ini.


























