MDR Siap Menangkan SMS-GES

KABARTIMURNEWS.COM,NAMROLE, – Dukungan politik pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Buru Selatan, Safitri Malik Soulisa-Gerson Eliaser Selsily tidak hanya datang dari masyarakat.
Dukungan juga datang dari Muhammad Daniel Rigan (MDR), pengusaha batu bara. MDR yang juga kader PDIP ini bersama pendukungnya siap bekerja all out memenangkan Paslon dengan akronim SMS GES ini di Pilkada Bursel 2020.
MDR disebut-sebut bakal maju di pentas Pilkada Buru tahun 2022. Dia datang ke Namrole didampingi istrinya Bella Sophie yang merupakan selebriti dan pengurus DPC PDIP kabupaten Buru. “Kita siap bekerja untuk pasangan SMS-GES,” tegas MDR ketika bertandang di rumah perjuangan DPC PDIP Bursel di Namrole, Rabu (4/11).
Dukungan yang diberikan kepada pasangan nomor urut 3 ini karena memiliki visi dan misi besar memajukan Bursel ke depan. “Kami datang ke sini bersama-sama dengan PDIP Kabupaten Buru melihat salah satu visi dan misi besar ke depan. Bukan melihat Buru Selatan dalam skala kecil tetapi kita melihat kesinambungan. Kalau PDIP di Bursel menang dan di Buru nantinya PDIP juga menang, akan ada basis-basis ekonomi yang kita persatukan,” kata MDR.
Menurutnya, membangun Bursel ke depan bila dengan partai yang sama akan lebih mudah. “Kita punya bupati (kader) PDIP, gubernur, dan presiden juga. Kerja sama ini akan cepat sehingga dentuman ekonomi yang dahsyat di Pulau Buru bisa berjalan dengan baik,” ujar dia.
MDR memastikan seluruh pendukungnya akan gerilya memberikan pencerahan dan menyampaikan kepada masyarakat Bursel bahwa pembangunan di daerah setempat mesti dilanjutkan. “Kami akan memberikan pencerahan maupun manyampaikan paradigma baru kepada masyarakat. Ini kelangsungan yang tidak boleh dihentikan. Kami mau ini dijalankan sehingga pembangunan di sini bisa disempurnakan,” paparnya.
Membangun suatu daerah menurutnya, sama dengan membangun rumah tangga. “Jadi kalau rumah tangga itu perjalanannya 10 tahun kita ganti koki yang baru, itu pasti akan menghadapi masalah turbulensi. Karena ada waktu-waktu di mana kita tidak bisa langsung melakukan pembangunan dengan cepat. Jika itu terjadi yang rugi siapa, ya pasti masyarakat,” jelas MDR.
Jika pembangunan dilanjutkan oleh SMS GES, DPRD telah milik program yang sinergis dengan pemerintah daerah dan tinggal dilanjutkan. Sebaliknya jika ada pergantian, dibutuhkan perubahan karena kepentingan-kepentingan baru dan sebagainya. “Saya rasa pembangunan itu bisa tertahan lima tahun lagi,” katanya mengingatkan.
Sebagai kader PDIP, MDR optimis SMS-GES akan memenangkan Pilkada Bursel 9 Desember 2020. “Saya melihat masa depan Buru Selatan harus ada kelangsungan pembangunan. Pak Tagop (bupati Bursel) sudah waktunya istirahat. Karena beliau sudah banyak berkarya. Misi beliau ini belum selesai untuk Bursel. Supaya misi ini bisa disempurnakan, kita harus menangkan pasangan SMS-GES untuk melanjutkan pembangunan di Bursel,” tegasnya.
MDR mengajak masyarakat memberikan kepercayaan kepada SMS GES, karena kepercayaan tidak dapat melakukan hal-hal yang lebih besar.
Ketua DPC PDIP Buru Arifin Latbual mengatakan kehadirannya bersama puluhan kader dan simpatisan PDIP sebagai bentuk gotong royok politik untuk memenangkan SMS GES. “Sudah menjadi program PDIP di setiap agenda Pilkada untuk membantu memenangkan pasangan yang diusung PDIP. Kita siap berjuang mengantarkan SMS GES menjadi bupati dan wakil bupati Bursel periode berikutnya,” tegas Latbual.
Sementara itu kader PDIP, Tagop Sudarsono Soulisa mengapreasi kehadiran MDR dan seluruh simpatisan dan pendukung PDIP Buru di Namrole. “Saya bangga karena kader dan simpatisan PDIP dari Kabupaten Buru datang untuk berjuang bersama PDIP Kabupaten Buru Selatan untuk memenangkan pasangan SMS-GES,” ujarnya.
Sebaliknya kata Tagop, kader dan simpatisan PDIP Bursel juga akan melakukan hal yang sama saat Pilkada Buru 2022. “Kalau di Bursel PDIP menjadi bupati dan Buru juga bupati dari PDIP, maka akan ada singkronisasi pembangunan di Pulau Buru,” yakin bupati Bursel dua periode ini.
SERUHKAN
Sementara itu, Tokoh masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra) di Kabupaten Buru Selatan (Bursel) di Pemilukada Bursel 9 Desember 2020, semua warga Sultra di daerah itu yang dianggap sudah menjadi anak Bursel mencoblos paslon nomor urut 3, Hj Safitri Malik Soulissa- Gerson Eliaser Selsily (SMS-GES).
“Warga Sultra yang tinggal di Bursel yang berasal dari Wanci, Tomia, Binongko, Cia- Cia, Lamena dan sejumlah Warga suku Sultra lainnya yang selama ini jadi objek primordialisme, agar bersatu,” ingat tokoh warga Sultra La Juna Dokulamo Rabu (4/11) kepada wartawan.
Menurut Dokulamo isu primordialisme itu lah yang digunakan sebagai senjata ampuh oleh paslon H Ali- Zainudin Booy dengan akronim Ajaib Anak Kampong itu. Dia menyatakan isu seperti itu berbau intimidasi yang sengaja memisahkan warga asal Sultra dengan masyarakat Pulau Buru. “Padahal selama ini katong su nyatakan sebagai orang basudara Kai Wait antara orang Buru dan warga Sultra,” kata La Juna Dokulamo.
Sementara itu tokoh Adat Bursel Yohanes Nurlatu menjelaskan landasan filosofi hidup “Kai Wait” merupakan penghargaan kepada basudara Sultra yang hidup di tanah Buru. Warga Sultra kata keduanya telah memiliki hubungan keluarga yang kuat melalui perkawinan. “Persaudaraan ini tetap terjaga dengan baik sampai sekarang,” ujar Yohanes Nurlatu.
Menurutnya, paslon Ajaib dinilai punya kepentingan politik di balik isu primordialisme tersebut. Sengaja untuk memecah belah kebersamaan yang terjalin dengan baik selama berpuluh- puluh tahun di dataran Pulau Buru. “Itu hoaks dan fitnah, jadi kalau su parlente bagaimana mau jadi pimpinan pada akhirnya parlente,” ucap Nurlatu. (KTL/KTA)
Komentar