Gara-Gara PKL, Sopir Angkor di Ambon Demo

Zaenal.A.Patty/Kabartimurnews

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON,- Aksi demo puluhan sopir angkot di Gedung DPRD Kota Ambon terkait adanya penggunaan ruas jalan kawasan Mardika, Ambon sebagai lokasi berdagang para Pedagang Kaki Lima (PKL) menandakan masih lemahnya Pemkot Ambon dalam menjalankan program relokasi PKL.

"Khan Pemkot sudah sediakan lapak gratis di Passo maupun ole-ole untuk PKL. Kalua mau program itu berjalan baik, ya harus tegas dong. Karena lemah makanya PKL menyerbu ruas jalan untuk lokasi berdagang," kata Ketua Komisi II DPRD Kota Ambon, Jafry Taihutu kepada wartawan di Ambon, Senin (28/9)

Menurutnya, tidak maksimalnya program relokasi PKL, tentu itu akan berpengaruh pada banyak hal. Buktinya, sopir angkot sudah mulai mengeluh karena tidak bisa beraktivitas dengan lancar di kawasan terminal Mardika.

"Terkecuali kalau Pemkot tidak menyediakan lapak, khan sudah disediakan. Nah, tahap selanjutnya maka Pemkot harus tegas supaya program berhasil," paparnya

Dikatakan, Pemkot juga harus memikirkan kondisi PKL yang masih berdagang di sekitar kawasan Gedung Putih. Sebab, pengerjaan revitalisasi membutuhkan pancang atau paku bumi.

Jika tidak diambil langkah tegas dan kemudian ada sesuatu yang terjadi terhadap pedagang saat pengerjaan pembangunan berjalan, maka Pemkot juga yang nanti disalahkan.

"Harus juga memikirkan keselamatan jiwa orang. Supaya tidak terjadi masalah dikemudian hari, maka memang perlu ketegasan itu," tuturnya

Sekarang, lanjut Politisi PDIP itu, kondisi di Mardika sudah sangat runyam. Kemacetan panjang selalu terjadi dan sangat menggangu arus lalu lintas di kawasan itu.

Kemudian, PKL juga harus sadar. Jangan membuat seakan-akan salahnya ada pada pemerintah sendiri. Sebab, PKL dalam pertemuan dengan DPRD Ambon telah berjanji akan siap direlokasi jika sudah disiapkan tempat yang gratis.

"PKL juga yang melanggar janji. Lokasi sudah disediakan, tapi malah memilih ruas jalan sebagai tempat berjualan. Ini yang tidak harus dilakukan oleh PKL," sebut dia

Soal alasan PKL bahwa pasar Passo belum siap digunakan karena masih kekurangan banyak infrastruktur pendukung, Taihitu mengaku, itu hanya soal suka dan tidak suka.

Sebab, jalan raya yang tidak dibangun lapak pun, PKL bisa membuka payung untuk berjualan. Oleh karenanya, alasan PKL sangat tidak mendukung jalannya program relokasi.

"Jalan raya itu panas tapi PKL rela berdagang di sana. Yang penting buka payung, ya jadi. Kok masih pakai alasan pasar Passo belum siap. Ini hanya soal suka dan tidak suka saja," pungkasnya. (KTY)

Komentar

Loading...