Menteri Edhy Pastikan LIN Maluku Terwujud

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON – Perjuangan Maluku untuk ditetapkan sebagai lumbung ikan nasional (LIN), tidak lama lagi terwujud.

Kedatangan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo kembali ke Maluku, Minggu (30/8), menegaskan hal itu. 

Lawatan Menteri Edhy ke Ambon sebagai bentuk keseriusan Pemerintah Pusat mengimplementasikan Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN). 

“Kedatangan kami ke Maluku, sebagai penuntasan utang Pemerintah Pusat kepada Provinsi Maluku. Pemerintah Pusat tidak  ingin LIN hanya sekedar simbol, tapi kami langsung ingin mengimplementasikan lumbung ikan nasional itu sebagai satu kenyataan,” jelas Menteri Edhy.

Dalam kunjungan kerja di Maluku, Edhy yang didampingi Gubernur Maluku Murad Ismail mengunjungi Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon di Desa Waiheru. 

“Kami tidak ingin LIN hanya dalam bentuk undang-undang ataupun dalam bentuk peraturan pemerintah. Saya sudah melakukan komunikasi dengan Pak gubernur dan kita semua mulai dari kepala dinas, sampai kepala daerah di kabupaten/kota, sudah siap untuk bahu-membahu mewujudkan LIN jadi kenyataan,” tegas politisi Partai Gerindra ini.  

Untuk mewujudkan LIN, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan mempermudah perizinan dari sektor kelautan. KKP akan menerapkan kinerja jemput bola. 

“Periznan-perizinan kelautan juga akan kita urus agar lebih mudah. Supaya, ekspor udang/lobster juga bisa berjalan dengan baik. Harus diketahui, perizinan terkait dengan kelautan untuk proses ekspor, bukan hanya dari kita, namun juga dari negara yang akan kita tuju,” ujar Edhy.

Menurutnya yang terpenting adalah komunikasi intensif  harus terus dilakukan. Sebab selama ini proses perwujudan LIN belum terealisasi akibat minim komunikasi antara Pempus dan Pemprov secara baik dan produktif. “LIN bagi saya, lebih baik jalan dulu, undang-undagnnya nyusul dari belakang. Intinya adalah anggaran harus bisa didatangkan ke Maluku secara banyak,” tegas mantan ketua Fraksi Gerindra di DPR RI ini.

Gubernur Maluku Murad Ismail mengatakan,  potensi besar perikanan di Maluku terbentur keterbatasan infrastruktur kelautan dan perikanan baik secara manual maupun secara teknologi. 

“Kami menyadari, bahwa potensi besar perikanan tersebut harus dikembangkan. Namun, kami masih menghadapi kendala antara lain infrastruktur peralatan dan teknologi perikanan, serta sumber daya manusia dan masyarakat yang lebih tekun. Karena itu realisasi LIN bagi Maluku sangat kami harapkan,” jelas mantan Dankor Brimob Polri ini.

Murad akui, selama ini Maluku masih sangat sulit mengembangkan usaha perikanan, sehingga dibutuhkan  dukungan pemerintah pusat maupun investor. 

“Kami butuh stimulus-stimulus yang tepat sasaran, sehingga mampu mendorong peningkatan daya saing dan daya jual Maluku di sektor kelautan dan perikanan. Kami harap kepada Pak Menteri (Edhy), setelah dari sini, ke depan Maluku sudah bisa lebih baik dari sektor perikanan,” harapnya. 

Murad berharap kedatangan Menteri Edhy ini sekaligus menegaskan dan memperkuat komitmen, serta melakukan sinergitas antara Pempus dan Pemprov Maluku terhadap pengembangan sektor kelautan dan perikanan di daerah ini.

EKSPOR TUNA

Dalam kunjungan kerja di Ambon, Menteri Edhy resmi melepas ekspor 2.222 Kg ikan tuna ke Jepang. Ekspor tuna ini bertempat di PT Maluku Prima Makmur.

Menteri Edhy memberikan apresiasi kepada Pemprov Maluku yang terus meningkatkan sumber daya laut. Sehingga, ekspor ikan tuna ke Jepang ini dapat dirasakan dan dinikmati serta bermanfaat bagi masyarakat Maluku.

“Atas izin gubernur, saya menyampaikan kepada kami semua, ikan di ekspor ke Jepang dengan berat 2.222 Kg asli tangkapan di laut Indonesia khususnya Maluku,” kata Edhy saat pelepasan ekspor ikan ke negeri Sakura itu.

Dikatakan, peningkatan daya ekpor Maluku ke negara luar, merupakan tanda betapa seriusnya pemerintah pusat dalam mendorong sektor perikanan laut Maluku, yang harus dinikmati oleh masyarakat Maluku. (KTE)

Komentar

Loading...