Enam Oknum AL Bakal Dilapor ke Panglima TNI

ILUSTRASI

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Anggota Satpol PP Pemerintah Provinsi Maluku Ansar Kilwalaga masih terbaring sakit akibat dikeroyok enam pelaku berpakaian preman yang diduga oknum anggota TNI-AL. 

Ironisnya tidak ada langkah hukum dari Gugus Tugas Covid-19 Maluku terkait aksi penganiayaan yang menimpa petugas tersebut di lapangan ini.

Tak ada kejelasan, salah satu keluarga korban yang juga pengurus LBH Ansor Pusat berencana melapor kasus dugaan kekerasan bersama sesuai pasal 170 KUHPidana ini langsung ke Satuan Gugus Tugas Covid-19 RI. M. Syahwan Arey menyampaikan keluarga korban meminta keterbukaan semua pihak yang berkompeten guna menjelaskan sejauh mana proses hukum atau sanksi terhadap oknum anggota TNI AL yang diduga melakukan pengeroyokan terhadap korban.

“Saudara kami masih sakit, tetapi belum ada perkembangan terkait proses hukum dari masalah tersebut. Sementara saat itu dia juga sedang melaksanakan tugas negara yakni pencegahan penyebaran Covid,” kata Syahwan dalam rilis yang diterima Kabar Timur,  Rabu (5/7).  

Keluarga korban mendesak pihak berwajib maupun Pemda, baik gubernur Maluku maupun walikota Ambon memberikan keterangan terbuka di publik terkait proses hukum kasus ini. 

“Ketika tidak ditanggapi, saya sebagai perwakilan keluarga akan melaporkan masalah ini ke Satgas Covid 19 RI, Panglima TNI dan Presiden. Kami dari keluarga sementara menunggu perkembangan proses tersebut,” tandas Pengurus Pusat LBH Ansor itu.

Diberitakan sebelumnya, Ansar Kilwaga dianiaya hingga babak belur dan meninggalkan luka robek serta lebam pada beberapa bagian tubuh akibat pukulan dan tendangan enam orang berpakaian preman yang diduga oknum TNI-AL. 

Sebelum aksi pengeroyokan terjadi, korban sempat menegur oknum TNI AL yang melintas dengan mobil jenis mini bus karena mengabaikan protokol kesehatan saat melewati pos Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di antara desa Laha, kecamatan Teluk Ambon, kota Ambon dan Desa Hatu Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah, Minggu (2/8) lalu.

Mobil mengangkut penumpang enam orang, dua di bangku depan dan empat orang di bagian tengah. Tak senang ditegur, para pelaku marah, sempai berdebat dengan petugas pos jaga lainnya namun berakhir damai bahkan sempat saling jabat tangan. 

Namun tak diduga, ketika jam tugas jaga hampir berakhir, korban hendak ke pos jaga untuk mencas HP, tiba-tiba dia  didatangi para pelaku berbadan kekar itu. Tanpa banyak bicara, mereka mengeroyok korban di pos jaga tersebut. 

“Beta pas ada masuk di pos cas HP lalu tiba-tiba dong (pelaku) masuk tanya-tanya dan langsung pukul. Itu karena sebelumnya salah satunya itu anggota TNI AL yang beta tegur soal protap kesehatan,” jelas Ansar.

Akibat dibogem para pelaku, mata kanan korban lebam dan bengkak, rahang, pipi bagian dalam pecah. Aksi para pelaku tergolong brutal. Selain melayangkan bogem, perut korban juga ditendang dan diinjak. Korban mencoba melawan tapi sia-sia. Akibat pengeroyokan itu wajah korban dan hampir sekujur tubuhnya lebam. (KTA)

Komentar

Loading...