Ini Kendala Pemkot Ambon Tangani Covid-19

Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy saat dialog di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Sabtu (25/7). Foto : Istimewa

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Upaya Pemerintah Kota Ambon menangani wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), tidak mudah. Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy membeberkan berbagai tantangan dalam penanganan virus berbahaya ini.

Langkah preventif dan represif diambil menyusul ditemukannya kasus terkonfirmasi positif corona pertama di Kota Ambon pada 22 Maret 2020. Pacta penemuan kasus pertama corona tersebut ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Penanganan dimulai dari mencari pakar epidemiologi di Kota Ambon untuk dapat menganalisis perkembangan dan skenario puncak penularan Covid-19. Langkah mitigasi diambil pemerintah dan aparat daerah sesuai dengan kajian yang telah dibuat.
"Jadi kami mengambil langkah preventif maupun represif berdasarkan kajian pada data yang tersedia. Jika tidak, penularan Covid-19 akan sulit untuk dikendalikan," jelas Louhenapessy dalam siaran pers yang diterima Kabar Timur, Selasa (28/7). Penanganan pandemi ini tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi Pemkot Ambon. Keterbatasan fasilitas kesehatan untuk merawat pasien positif corona menjadi kendala yang paling mendasar.
Pemkot Ambon pun segera memutuskan untuk menggunakan berbagai fasilitas umum sebagai tempat merawat pasien Covid-19. Mulai dari gedung pendidikan dan pelatihan pemerintah setempat hingga menyewa hotel bintang tiga.
"Tidak ada rumah sakit di daerah, adanya di provinsi dan fasilitas kesehatan juga terbatas. Untuk itu kami menggunakan Gedung Pendidikan dan Pelatihan Pemerintah setempat dan menyewa hotel bintang tiga sebagai tempat perawatan pasien Covid-19,” ujar mantan ketua DPRD Maluku ini.
Bukan hanya fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bahaya virus corona juga menjadi tantangan yang cukup berat. Kurangnya kesadaran dan kepercayaan tentang bahaya virus corona membuat kebijakan yang dibuat pemerintah daerah sulit diterima masyarakat.
Kondisi tersebut memaksa pemerintah daerah dan aparat TNI/Polri bekerja keras, konsisten dalam keterbukaan informasi. Sosialisasi gencar dilakukan untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap bahaya virus corona.
"Langkah awal kita sudah dihadapkan resistensi luar biasa. Banyak masyarakat menolak PSBB, melakukan aksi demo dan menyatakan Covid-19 rekayasa. Namun kami konsisten untuk terbuka tentang data dan langkah penanganan pemerintah daerah serta melakukan pendekatan dengan sosialisasi," kata Louhenapessy.
Mengahadapi kondisi tersebut, pendekatan pentaheliks menjadi salah satu langkah yang efektif dalam proses penanganan Covid-19. Sistem pendekatan pentaheliks sangat efektif dan positif dalam menekan penularan Covid-19.
"Kami selalu memberikan peran besar kepada pemerintah setempat, akademisi, masyarakat, media massa dan dunia usaha untuk bersama berkolaborasi dalam penanganan Covid-19," ujar politisi partai Golkar ini.
Sementara itu, Komandan Korem 151 Binaiya Brigjen TNI Arnold A.P. Ritiauw juga menjelaskan, Kota Ambon mengaktifkan tiga pilar penting dalam mengedukasi masyarakat.
Tiga pilar tersebut ditegakkan agar tingkat penularan Covid-19 di Kota Ambon dapat ditekan. "Kami mengaktifkan tiga pilar penting, yaitu pemerintah daerah, TNI dan Polri dalam memberikan edukasi kepada masyarakat secara terus menerus,” katanya.
Kerja sama dan kerja keras diharapkan dapat terus ditingkatkan sehingga Kota Ambon bahkan Provinsi Maluku dapat segera berada pada zona hijau dan bisa kembali beraktivitas dengan produktif dan aman dari ancaman virus Covid-19. (KT)

Komentar

Loading...