Jenuh Dirawat, Nenek Kabur dari Karantina
KABARTIMURNEWS.COM, AMBON – Seorang pasien positif covid-19 yang menjalani karantina di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Maluku, kabur.
Wanita lanjut usia inisial TT yang diketahui warga Waihaong, kecamatan Nusaniwe, kota Ambon itu kabur Sabtu (6/6) sekitar pukul 06.30 WIT.
Wanita berusia 60 tahun ini berhasil kabur saat petugas tim gabungan yang berada di pos penjagaan di pintu masuk gedung BPSDM itu lengah. Ia kabur meninggalkan gedung lantai dua yang berada di kawasan Wailela, Ambon. Nenek nekat ini pulang menuju rumahnya di kawasan Waihaong.
TT bersama sejumlah warga Waihaong hampir dua bulan dikarantina di BPSDM sejak dinyatakan positif hasil pemeriksaan swab metode polymerase chain reaction (PCR).
BPSDM miliki dua ruangan; pala dan cengkeh yang dijadikan lokasi karantina. Tiap ruangan terdapat 10 kamar. Tiap kamar di tempati 1 pasien. Selama masa karantina, TT menempati ruangan Pala.
Merasa kesehatannya semakin membaik dan jenuh dikarantina, TT memilih kabur. Rasa rindu kepada keluarganya juga menjadi alasan TT memutuskan mengakhiri masa karantina dan kabur dari BPSDM.
Sejumlah warga yang dikarantina di BPSDM baru mengetahui TT tidak berada di kamarnya sekitar pukul 08.00 WIT. “Kita tidak tahu persisa jam berapa nenek (TT) meninggalkan BPSDM, mungkin sekitar jam 6.30 atau jam 7 pagi. Tapi jam 8 pagi dia sudah tidak berada di kamarnya,” ujar sejumlah pasien yang dikarantina di BPSDM kepada Kabar Timur, kemarin.
Menurut mereka meski oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Maluku, TT dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19, tapi secara klinis tubuhnya segar bugar, bahkan tidak mengeluhkan sakit.
“Kata Gugus Tugas antua (TT) sakit kena virus corona. Tapi antua sehat-sehat saja kok, tidak mengeluhkan sakit,” ujar mereka.
Bukan saja TT, seluruh pasien yang dikarantina di BPSDM juga mengaku tidak menunjukkan gejala terserang corona seperti batuk, pilek, flu dan demam, meski hasil swab oleh GuGus Tugas Covid diklaim positif.
Anehnya selama ini, pasien yang dikarantina di BPSDM tidak memperoleh bukti tertulis hasil swab yang menyatakan mereka positif terinfeksi virus mematikan itu.
“Katong (kita) yang dikarantina di BPSDM sudah diperiksa swab lebih dari empat kali. Tapi bukti hasil swab tidak pernah ditunjukkan kepada kami, apakah negatif atau positif. Dokter hanya katakan hasil swab positif jadi harus tetap dikarantina. Sedangkan katong badan ini sehat, seng sakit. Kalau seperti ini terus, ya katong seng mau dikarantina lama sudah hampir dua bulan,” keluh mereka.
Kesehatan TT yang tidak menunjukkan gejala corona kata mereka, diduga menjadi alasan TT kabur dari BPSDM. Meski sehat, TT tetap harus menjalani karantina membuatnya jenuh. “Antua sudah bosan dikarantina hampir dua bulan, padahal sehat,” ujar mereka.
Kepada sesama pasien di lokasi, TT selalu menuturkan kangen berkumpul bersama keluarganya di Waihaong. “Antua juga su kangen keluarga, itu yang buat antua seng betah dikarantina,” ujarnya.
TT kini telah berada di rumahnya, berkumpul bersama keluarganya di Waihaong. Mengetahui TT kabur dari lokasi karantina, Gugus Tugas Covid-19 Ambon mencoba menjemput TT di kediamannya untuk dikembalikan ke BPSDM menjalani karantina. Tapi upaya itu gagal. Keluarganya dan warga menolak TT dijemput paksa.
“Katong baru ditelepon dapat info ada tim Gugus Tugas datang ke rumahnya mau jemput (TT) untuk dikembalikan ke BPSDM. Tapi ditolak keluarganya dan warga,” kata salah satu pasien, warga Waihaong yang juga dikarantina di BPSDM. (KT)
Komentar