Tual-Malra Berlakukan Penghentian Sementara Pelayaran Kapal Pelni-ASDP

ILUSTRASI

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON- Selain Kepulauan Aru dan Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual sudah mulai memberlakukan penghentian sementara pelayaran kapal penumpang PT Pelni dan PT. ASDP.

Hal ini sesuai Keputusan bersama Bupati Maluku Tenggara Muhammad Thaher Hanubun dan Walikota Tual Adam Rahayaan dalam surat keputusan bersama nomor 552.1/2221/Setda dan 552.1/900, yang sudah mulai diterapkan mulai hari ini, 15 Maret sampai 31 Mei 2020 tentang penghentian sementara pelayaran kapal penumpang PT. Pelni dan PT. ASDP di Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual.

Dimana dalam surat tersebut ada tiga poin yang disebutkan, yaitu point pertama agar dilakukan penghentian sementara pelayaran kapal penumpang milik PT. Pelni dan PT. ASDP dari dan ke Maluku Tenggara dan Tual terhitung mulai 15 Maret hingga 31 Mei 2020.

Point kedua disebutkan, untuk hal-hal yang bersifat penting dan mendesak (khusus angkutan logistik dan barang) di Pelabuhan Yos Sudarso Tual, masih diperbolehkan dengan tetap mempertimbangkan protokol pencegahan covid-19.

Point ketiga disebutkan, khusus pelayaran dengan menggunakan kapal motor ferry (Ro-ro), yang melayani penumpang dan distribusi antar pulau dalam wilayah Kabupaten Malra dan Kota Tual , tetap beroperasi seperti biasa dengan tetap mempedomani protokol pencegahan covid-19.

Tekait hal ini, dibenarkan juga oleh Kepala Dinas Peehubungan Provinsi Maluku dan GM. PT. Pelni Cabang Ambon, Samto saat berikan keterangan pers di media center Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Maluku di kantor Gubernur Maluku, Ambon, Senin sore.

"Jadi untuk mencegah ini (penyebaran corona) memang ada beberapa daerah yang mengeluarkan instruksi Bupati / Walikota dalam rangka membatasi arus penumpang. Tapi arus barangnya kebutuhan bahan pokok dan logistik tetap jalan. Seperti Aru sudah batasi penumpang tidak boleh masuk, Tanimbar juga batasi hal yang sama kemudian MBD dan Kota Tual nanti di 15 Maret membatasi penumpang masuk, tapi barang boleh masuk,"ungkap Usemahu.

Ditempat yang sama, GM. PT. Pelni Cabang Ambon, Samto juga mengakui telah menerim surat keputusan dari Walikota Tual dan Bupati Malra. "Alhamdulillah kita sudah terima lewat WA tadi dari Cabang di Tual, kalau kehendak Pemda seperti itu, kita ikuti,"sebutnya.

Dua Kapal Besar

Samto mengatakan sehari dua mendatang masih ada dua kapal besar dari PT. Pelni yang akan singgahi Pelabuhan Yos Sudarso Ambon yakni KM. Dobonsolo pada 15 April (hari ini) dan Dorolonda pada 17 April.

Untuk penumpang yang diangkut kata Samto sudah jauh menurun.

Dijelaskannya, KM. Dobonsolo yang akan tiba di Ambon pada hari ini (Selasa) hanya mengangkut penumpang sebanyak 50 orang dari Jakarta. Kapal bertolak dari Jakarta Senin pukul 11 siang. "Mudah-mudahan yang turun di Ambon yang turun maksimal 150 penumpang. Mudah-mudahan begitu. Saat ini posisi kapal sudah mau masuk di Bau-Bau dan hanya mengangkut penumpang 78 orang yang akan turun di Ambon. Mudah-mudahan tidak menambah beban lagi untuk Ambon. Artinya saudara-saudara kita yang berKTP Ambon , alhamdulillah sudah mulai terangkut semua dan sudah berkumpul bersama keluarga,"ungkapnya.

Untuk KM. Dobonsolo ini kata dia akan ke Sorong-Serui-Jayapura setelah dari Ambon tapi khusus untuk angkut muatan barang.

Begitu juga dengan KM. Leuser kata dia, jumlah penumpang yang turun hanya 3 orang di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon. Sedangkan penumpang yang naik sebanyak 100 orang tujuan Bau-Bau. "Jadi penumpang Wanci-Bau-Bau ini juga mau pulang kampung ke Bau-Bau,"ujarnya.

Dirinya berharap dalam satu hingga 2 pekan kedepan, arus penumpang ke Ambon sudah tidak ada lagi. "Mudahan dalam waktu seminggu dua minggu lagi arus penumpang sudah clear, tidak adalagi penumpang, tinggal arus barang untuk kebutuhan masyarakat Maluku,"tandasnya.

Ruang Isolasi Belum Ada di Kapal

Samto mengakui hingga saat ini, untuk kapal-kapal Pelni yang singgahi Ambon belum memiliki ruang isolasi sesuai standar di atas kapal. "Untuk ketersediaan ruang isolasi sesuai standar bagi pasien positif tidak ada,"sebutnya.

Tapi kata Samto, di kapal ada kabin-kabin yang kosong yang disiapkan untuk mengisolasi kalau-kalau ada penumpang maupun kru yang terpapar corona. "Kalau ada yang terjangkit ada kamar tersendiri untuk medical,"sambungnya.

Di kapal juga kata dia, sudah disiapkan handsanitizer dan disinfektan, ABK juga sudah dibekali dengan vitamin.

Diakuinya ABK juga menginginkan untuk tidak beroperasi. Tapi kata dia, mereka tetap beroperasi karena harus melayani masyarakat.

Kapal Yang Diberangkatkan Dari Ambon

Untuk pelayaran perintis, lanjut Samto, Pelni per hari Senin kemarin berangkatkan sejumlah kapal Sabuk Nusantara dengan memprioritaskan penumpang berKTP daerah tujuan kapal.

"Hari ini kita berangkatkan KM. Sabuk 106 tujuan Tual dan Elat PP (Pulang pergi) dengan jumlah penumpang tidak sampai 100 orang. Sedangkan satu kapal perintis lagi yang diberangkatkan Senin adalah KM. Sabuk 105 tujuan SBT dan Ternate dengan jumlah penumpang hampir 200 orang. Akan tetapi penumpang berKTP Ambon kata dia tidak diizinkan naik kapal karena dikhususkan penumpang berKTP pelabuhan tujuan kapal atau yang hendak pulang kampung,"jelasnya.

Senin sore kata dia ada juga KM. Sabuk Nusantara 187 diberangkatkan dari Pelabuhan Yos Sudarso dan akan berlayar ke MBD sampai Kupang, NTT. "Penumpangnya tidak banyak, jadi yang berKTP MBD saja yang bisa turun di MBD. Mudah-mudahan pembatasan itu bisa jadi pencegahan agar corona tidak masuk,"sambungnya.

Sementara untuk akomodasi barang kata dia, tetap dibuka.

Dirinya berharap wabah corona ini bisa segera berlalu dan aktivitas penumpang bisa kembali normal seperti biasa.

Statistik Penumpang Turun

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Maluku, Ismail Usemahu mengakui, statistik jumlah penumpang yang masuk ke Ambon melalui Bandara Pattimura maupun Pelabuhan Yos Sudarso Ambon jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019 terjadi penurunan.

"Kalau melihat statistik dibandingkan tahun lalu, terjadi penurunan yang signifikan baik penumpang atau barang,"ungkapnya.

Untuk statistik penumpang yang masuk maupun keluar dari Bandara Pattimura kata Usemahu menurun 62 persen. Sedangkan kargo 58 persen alami penurunan.

Sedangkan di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, penurunan penumpang yang turun itu sekitar 60 persen. (KTR)

Komentar

Loading...