Gizi Buruk Masih Menghantui Kesui Watubela
KABARTIMURNEWS.COM,BULA- Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur diminta serius mengatasi gizi buruk yang sering terjadi di kecamatan Kesui Watubela. Setahun terakhir sudah enam kali terjadi kasus gizi buruk di wilayah itu.
Anggota DPRD SBT, Abdul Gafar Wara Wara mengatakan, kasus gizi buruk merupakan kejadian luar biasa yang harus mendapat perhatian serius pemerintah daerah terutama Dinas Kesehatan. Gizi buruk juga menjadi perhatian serius pemerintahan Joko Widodo dan Ma’aruf Amin yang harus diselesaikan hingga tuntas.
“Jajaran Dinas Kesehatan di tingkat bawah terutama Puskesmas dan Pustu harus bisa memproteksi sejak dini agar bisa mengambil langkah-langkah antisipasi sebelum terjadi,“ kata Abdul saat tatap muka dengan masyarakat Desa Otademan Kesui Watubela, pekan kemarin.
Untuk bisa memproteksi balita yang terpapar gizi buruk, dibutuhkan pelayanan kesehatan rutin mulai dari tingkat puskesmas pembantu (pustu) sampai dengan puskesmas perawatan bahkan rumah sakit. Khusus untuk kecamatan Kesui Watubela, dibutuhkan biaya operasional yang cukup tinggi. Sebab, untuk menjangkau seluruh desa hanya bisa digunakan transportasi laut.
“Ini kejadian luar biasa yang harus mendapat perhatian semua pihak. Kalau dari sisi anggaran kita akan coba untuk mendorong supaya daerah-daerah berkarakteristik kepulauan seperti Kesui Watubela diberi perhatian khusus. Pelayanan kesehatan rutin per bulan ataupun imunisasi hanya bisa dilakukan dengan transportasi laut. Dan itu sangat membebani dari sisi anggaran,“ katanya.
Tercatat selama 2019 sudah 6 balita dikecamatan Kesui Watubela terpapar gizi buruk.
Satu diantaranya meninggal dunia karena terlambat dirujuk ke puskemas setempat. Selain terpapar gizi buruk, balita yang meninggal dunia tersebut juga mengalami komplikasi berbagai penyakit.
“Yang terakhir di bulan Desember satu anak dari desa Effa pulau Watubela yang sampai saat ini masih di RSUD Bula. Dan itu butuh bantuan dan perhatian kita semua,“ ujar dia.
Selain dikecamatan Kesui Watubela, kasus gizi buruk juga terjadi di kecamatan pulau Gorom.
Empat balita di wilayah itu mengidap gizi buruk.
Abdul berharap kasus gizi buruk atau busung lapar tidak terulang lagi di tahun 2020. Untuk itu dia meminta, Pemkab SBT melalui Dinas Kesehatan mengatasi persoalan ini agar kasus serupa tidak terulang lagi di tahun-tahun mendatang.
“Mudah-mudahan tahun 2020 persoalan busung lapar (gizi buruk) tidak terjadi lagi di kabupaten SBT khususnya kecamatan Kesui Watubela,“ harapnya. (MG1)
Komentar