CT Scan Rusak, Nyawa Pasien RSUD M. Haulussy Terancam
KABARTIMURNEWS.COM,AMBON -Pelayanan kesehatan di RSUD M. Haulussy kembali jadi sorotan. Berulangkali dikeluhkan pasien, manajemen rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Maluku ini belum juga menunjukkan buktinya memperbaiki pelayanan. Meski menyandang RSUD rujukan di Maluku, persoalan klasik masih melilit RS akreditasi B ini. Buruknya pelayanan dan minimnya peralatan medis dikeluhkan pasien yang menjalani perawatan di RSUD yang berada di kawasan Kudamati, Kota Ambon.
RSUD terbesar di Maluku ini seolah mengabaikan keselamatan nyawa pasien. Sudah lama peralatan Computed Tomography Scan atau lebih dikenal CT Scan rusak. Keberadaan alat medis ini begitu vital sebagai penunjang kesehatan yang penting bagi rumah sakit. Alat yang menggabungkan teknologi X Ray dan komputer ini digunakan untuk mendiagnosa berbagai penyakit pasien dan membaca kondisi tubuh sejak dini secara detail dan akurat.
“CT Scan itu alat pemeriksaan radiografi atau pencitraan medis dengan teknologi sinar X. Kegunaannya untuk mendapatkan gambaran keseluruhan organ tubuh pasien,” kata salah seorang perawat di RSUD M. Haulussy, Rabu (1/1).
Rusaknya CT Scan berdampak pada pasien yang membutuhkan pelayanan cepat untuk penyembuhan. Sebab tanpa alat itu, dokter saraf di RSUD Haulussy tidak dapat mendiagnosa dengan pasti penyakit yang diderita pasien. Dokter hanya dapat menduga penyakit yang diidap pasien berdasarkan pengalaman medisnya dan memprediksi reaksi dari tubuh pasien.
"Ini nyawa manusia, harusnya dokter sudah bisa memastikan penyakit apa yang diderita pasien bukan asal kira-kira (menduga)," keluh salah satu keluarga pasien kepada Kabar Timur, kemarin.
Penyakit pasien tidak dapat dipastikan karena rusaknya CT Scan di RSUD M. Haulussy. "Dong (dokter dan perawat) bilang CT Scan rusak tidak tau kapan bisa difungsikan," geramnya.
Dia mengaku salah seorang keluarganya itu sebelum terbaring di rumah sakit sempat mengeluhkan pusing tiba-tiba setelah itu tidak sadarkan diri. Dia katakan, keluarganya itu miliki riwayat penyakit darah tinggi. Sudah lebih tiga hari keluarganya itu menjalani perawatan di RSUD tapi tidak kunjung sembuh.
"Pasien diperiksa dan dianjurkan minum obat sesuai resep dokter. Sejak hari pertama dirawat sampai sekarang diinfus belum juga sembuh," ujar keluarga pasien yang meminta identitasnya tidak disebutkan.
Keluhan juga disampaikan keluarga pasien lainnya. Bahkan sudah seminggu dirawat, salah seorang keluarganya tidak juga membaik, malah kondisinya semakin memburuk.
Sejak hari pertama dirawat hingga kemarin diinfus dan menggunakan bantuan pernapasan (oksigen). Bahkan terkadang pasien sulit bernapas meski telah dipasangi oksigen. "Kadang kami dibuat kawatir karena dia (keluarganya) sulit bernapas," kata warga kota Ambon ini.
Sudah berulangkali keluarga mengeluhkan kondisi pasien tapi dokter belum bisa memberikan jawaban penyakit apa yang diderita pasien. Dia menduga terjadi penyumbatan pembuluh darah di kepala atau otak pasien. Tapi itu dapat dipastikan setelah pasien menjalani pemeriksaan menggunakan CT Scan. "Mau periksa bagaimana CT Scan rusak," ujar dia.
Dia menduga keluarganya itu mengalami penyumbatan darah di kepala karena sejak dirawat belum juga merespon pembicaraan.
"Sampai sekarang kondisinya belum stabil, tidak sadar," katanya.
Dia juga menduga pasien terserang stroke karena sebelum dibawa ke RSUD tidak sadarkan diri. "Tubuh bagian kiri sudah sulit digerakan, tidak tau apakah kena stroke," katanya dengan suara lirih.
Jika tidak kunjung sembuh, dia berharap pihak RSUD Haulussy memberikan rujukan agar pasien bisa dirawat di RS di Makassar atau Surabaya yang memiliki kelengkapan peralatan medis.
"Jika pelayanan dan peralatan medis yang vital tidak dimiliki RSUD Haulussy pasien bukannya sembuh malah kondisinya semakin memburuk bahkan kehilangan nyawa," keluhnya.
Kerusakan peralatan CT Scan juga diakui operator yang ditanyai Kabar Timur di RSUD Haulussy. "Iya UPS CT Scan rusak sejak dua minggu. Ini sudah pengadaan," ujar seorang pria di depan ruang CT Scan.
Dia tidak dapat memastikan kapan peralatan CT Scan yang baru dibeli akan tiba di RS7D. "Nanti kembali lagi dua minggu (utk cek CT Scan)," jawabnya santai.
Informasi yang diperoleh Kabar Timur sudah berbulan-bulan CT Scan rusak. Rusaknya peralatan medis itu telah menelan nyawa pasien. Penyebabnya dokter ahli saraf hanya menduga-duga penyakit yang diderita pasien.
Rusaknya CT Scan beberapa pasien yang dirujuk dari 11 kabupaten/kota di Maluku ke RSUD Haulussy batal menjalani perawatan. Banyak yang memilih kembali menjalani perawatan di RS di daerah asalnya. Sedangkan bagi pasien yang memiliki cukup uang memilih menjalani perawatan di RS yang berada di Makassar atau Pulau Jawa. (KT)
Komentar