November Lokalisasi Tanjung Batu Merah Ditutup
KABARTIMURNEWS.COM,AMBON- Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon rencananya akan resmi menutup lokalisasi Tanjung, tempat seks komersial di Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Bulan November 2019 mendatang.
Hal itu disampaikan Walikota Ambon Richard Louhenapessy saat melakukan sosialiasi penutupan tempat esek-esek ini, di hadapan Pekerja Seks Perempuan (PSP) di lokalisasi tersebut, Sabtu (19/10) malam.
"Kementerian Sosial sudah mempersiapkan semua. Secara teknis akan diatur perlahan lahan dan kita berharap sampai dengan November ini lokalisasi betul-betul sudah kita close, kita tutup dan memberikan dampak postif bagi masyarakat sekitar," katanya.
Pemkot, kata Richard, akan menginfentarisir dampak penutupan terhadap lingkungan sekitar. Pihaknya akan memberikan perhatian serius kepada masyarakat sekitar yang menggantungkan hidupnya di wilayah itu.
"Itu akan kita perhatikan sehingga betul-betul kita tidak mengorbankan satu dengan yang lain. Kita datang ke sini dalam semangat kebersamaan, semangat kesamaan, semangat gender yang sama, lalu mari kita mulai menapak masa depan kita secara lebih baik lagi," pintanya.
Mantan Ketua DPRD Maluku ini mengaku pihaknya telah memikirkan lebih jauh dampak dari penutupan tempat lokalisasi tersebut. Pihaknya tidak akan tutup mata dengan akibat yang ditimbulkan nanti. Bahkan, Pemkot akan memberikan perhatian pemberdayaan lingkungan tersebut dengan usaha-usaha kongkrit.
"Supaya apa yang didapat selama ini kita juga bisa robah sehingga tetap bermanfaat bagi masyarakat yang ada di sini. Kalau dulu potensi A kita bisa rubah dia menjadi potensi B. Tapi hasilnya juga sama. Ini yang akan kita dorong," terangnya.
Untuk PSP yang selama ini hidup di daerah tersebut, lanjut Richard, dalam waktu dekat akan diberikan petunjuk untuk dikirim kembali ke alamat semula, atau daerah asal.
"Jadi saudara-saudara perempuan saya yang selama ini tinggal di sini kita akan mengirimkan kembali ke alamatnya semula, by name by adress. Dan pemerintah pusat akan memfasilitasi itu kembali ke daerah asal masing-masing," katanya.
Kebijakan untuk menutup tempat lokalisasi ini, lanjut Walikota Ambon dua periode itu, bukan ansih dari Pemkot Ambon semata. Ini merupakan kebijakan secara nasional, mulai dari Jakarta sampai di seluruh tempat di Indonesia.
Secara nasional, tambah dia, lokalisasi yang tersebar di Indonesia sebelumnya berjumlah186 tempat. Kini tersisa 16 yang belum di tutup termasuk Kota Ambon.
"Dan tahun ini atas usulan dan dukungan MUI, aparat Kepolisian, Kodim, tokoh masyarakat, maka Pemerintah Kota Ambon akan mengambil kebijakan yang sama dengan daerah-daerah lain yang telah lebih dulu mengambil langkah itu (penutupan)," jelasnya.
Kebijakan yang diambil tersebut, lanjut Richard, tidak dilakukan dengan cara seenaknya. Langkah yang ditempuh menggunakan pendekatan kemanusiaan.
"Karena apa, ini potong di kuku rasa di daging. Kebijakan yang tidak memperhatikan saudara-saudara kita di sini itu tidak benar. Makanya malam ini kita datang dan sudah mempersiapkan semuanya itu secara baik," sebutnya.
Bagi PSP yang ingin kembali ke daerah asal menggunakan pesawat, ataupun kapal laut, kata Richard, akan diatur selanjutnya.
"Yang penting kita punya saudara-saudara ini bisa bertemu dengan dia punya keluarga, suami, atau anak-anak dalam suasana bahagia," katanya.
Richard mengaku, setelah sosialisasi dilakukan, berikutnya akan ada kegiatan taktis oleh tim dibawah koordinasi dinas sosial. Babinsa, Bhabinkamtibmas, juga akan bersama-sama terlibat.
"Kita akan mengatur dan pada waktunya juga kita akan mengantarnya secara bersama sama dalam suasana persaudaraan satu dengan yang lain," tandasnya. (CR1)
Komentar