Warga Ambon Panik Mendengar Himbauan Gempa dan Tsunami

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON- Niatnya memang baik, tapi himbauan antisipasi bila terjadi gempa dan tsunami dinilai kurang tepat. Ini menyusul ditemukannya ribuan ikan yang mati tiba-tiba di Kota Ambon, sejak Sabtu (14/9) sampai dengan Senin (16/9).

Himbauan yang disampaikan Pemerintah Kota Ambon, melalui sejumlah pengeras suara di beberapa trafficlight (lampu merah) tentang antisipasi gempa dan tsunami membuat sejumlah warga di Kota Ambon, panik.

Bahkan, beberapa warga sudah memberikan informasi waspada kepada keluarga masing-masing melalui telepon genggam. Selain itu, sejumlah warga diketahui telah mengemas keperluannya untuk bersiap mengungsi.

"Katanya akan ada gempa dan tsunami," ungkap Hardi, yang menghubungi Kabar Timur untuk mencari tahu kebenaran informasi tersebut, Senin malam (16/9).

Hardi mengaku mendengar info tersebut melalui pengumuman yang disampaikan melalui pengeras suara di trafficlight-trafficlight di Kota Ambon.

"Itu betul. Coba se (saya) dengar di lampu-lampu merah. Ini beta pung tetangga sudah siap-siap," katanya.

Mendapat info itu, Kabar Timur mencoba menghampiri salah satu trafficlight yang terpasang di perempatan Jalan Sultan Hairun, Slamet Riyadi dan Ay Patty, Kota Ambon.

Disaat lampu merah menyala pertanda kendaraan bermotor berhenti, tiba tiba terdengar pengumuman yang bunyinya seperti ini.

"Gerakan yang harus dilakukan jika terjadi gempa bumi. Apabila berada dalam ruangan, lindungi badan dan kepala anda dan cari tempat yang paling aman. Lari keluar apabila masih dapat dilakukan."

"Pahami status peringatan. Ingat prinsip 20.20.20. Waspada apabila terjadi air surut tiba-tiba setelah gempa. Jika merasakan gempa selama 20 detik setelah guncangan segeralah evakuasi karena dari pantai akan datang tsunami."

"Lari ke tempat ketinggian minimal 20 meter. Dalam melakukan evakuasi jangan gunakan kendaraan roda 4 maupun roda 2."

"Pengumuman itu betul. Karena sudah beberapa hari ini banyak ikan yang ditemukan mati di Kota Ambon," tambah Hardi, warga Batu Merah ini.

Komentar

Loading...