BNPB Belum Setujui Anggaran Perbaikan Infrastruktur
KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Kerusakan infrastruktur di Maluku akibat bencana belum diperbaiki. Penyebabnya, anggaran perbaikan kerusakan infrastruktur yang disodorkan Pemerintah Provinsi Maluku melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) belum direstui.
Infrastruktur di Maluku yang rusak dilanda bencana alam medio Juli lalu yang masuk dalam daftar usulan anggaran perbaikan pasca bencana, yakni talud Batu Meja, talud Kayu, talud Kayu Putih, jembatan Waigurita (jembatan darurat Laha-Wakasihu), talud penahan badan jalan di Laha-Wakasihu dan jalan Laha-Wakasihu.
Berikut jembatan Waikaka di Desa Tala, Kecamatan Amalatu, jembatan Wainari 2 dan ruas jalan Kairatu-Hunitetu di kabupaten SBB. Sementara di SBT adalah Jembatan Wai Kaliurat.
Kepala BPBD Maluku Farida Salampessy mengungkapan, belum dikucurkannya anggaran perbaikan insfrastruktur karena BNPB masih melakukan verifikasi lapangan.
“Sementara dilakukan verifikasi item (infrastruktur) di lapangan,” ungkapnya di kantor Gubernur Maluku, Ambon, Kamis (5/9).
Anggaran yang diusulkan Maluku ke BNPB sekitar Rp. 6,5 miliar untuk 11 item tersebut. Anggaran yang diusulkan itu tidak termasuk perbaikan kerusakan gedung IAIN Ambon. “Kita tidak bisa kerja sektoral punya (gedung IAIN), itu nanti antara Kementerian Agama dan Kemenrisetdikti,” sebut Salampessy.
Terpisah, Kepala Dinas PUPR Maluku Ismail Usemahu menjelaskan, belum disetujuinya anggaran tersebut perbaikan permanen item-item infrastruktur yang rusak belum bisa dilakukan.
Agar infrastruktur yangy ryuysak akibat bencana alam bisa difungsikan untuk masyarakat, Dinas PUPR menerapkan penanganan fungsional atau darurat di lokasi infrastruktur yang rusak.
“Perbaikan permanen setelah anggarannya turun. Sekarang kita tangani darurat seperti Laha-Wakasihu agar fungsional supaya transportasi terhubung,” jelasnya. Penanganan darurat ini juga diterapkan di Kairatu-Hunitetu. “Saya perintahkan jalan saja, kita penanganan fungsional, kita bikin talud timbun supaya bisa dilewati,” sambungnya.
Untuk jembatan Waikaka, SBB kata Usemahu juga akan dibuatkan jalur darurat lewat dasar sungai karena saat ini sungai kering. Sementara untuk perbaikan permanen, harus dilakukan sudet atau dibelokkan aliran air ke Talla agar bagian bawah jembatan yang alami penurunan bisa didongkrak naik.
“Misalnya di Waikaka, untuk pelaksanaan perbaikan permanen, harus pilarnya didongkrak naik, karena mengalami penurunan. Aliran air harus sudet ke Talla, aliran yang sebenarnya. Karena sekarang ini air Talla masuk ke Waikaka sehingga bagian bawah jembatan tergerus sambil menunggu pemasangan jembatan permanen,” kata Usemahu. (RUZ)
Komentar