Soal BM Kebobolan Rp 1 Miliar
Serikat Pekerja Tuding SKAI

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Selain mengganggu psikologi oknum teller yang bernaung di bawah serikat pekerja, informasi tersebut bisa menimbulkan opini buruk terhadap PT Bank Maluku-Malut.
Serikat Pekerja (SP) PT Bank Maluku-Malut akhirnya angkat suara soal bobolnya Bank Maluku cabang Banda Naira senilai Rp 1 miliar yang diduga disantroni oleh teller di bank tersebut. Dalam pernyataan sikapnya, serikat pekerja meminta Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) PT Bank Maluku-Malut bertanggungjawab.
“Tanggungjawab yang kita minta adalah, soal informasi yang merupakan rahasia bank ini. Kenapa bisa bocor ke publik? Ini mencoreng nama bank,” ujar Ketua SP PT Bank Maluku-Malut George Kailola kepada Kabar Timur Selasa (27/8).
Menurutnya, seharusnya fraud atau kasus kejahatan perbankan ini diselesaikan secara internal, yang merupakan tugas SKAI mengeluarkan rekomondasi penyelesaian. Yakni meminta pertanggungjawaban pelaku fraud yang diduga oknum teller pada Bank Maluku cabang Banda Naira, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah.
Tapi prosedur seperti itu belum lagi dilakukan pihak SKAI, informasi yang mencoreng kredibilitas bank di mata masyarakat Maluku malah bocor. Dan dari informasi yang terlanjur publis ini bisa diduga ada permainan oknum bank.
“Tujuannya diduga mendiskreditkan dewan direksi saat ini. Apalagi kalau bukan untuk mengganggu proses rekrutmen direksi dan komisaris yang sementara berjalan di OJK. Kita minta SKAI diusut,” timpal Kailola.
Perlunya SKAI diusut, kata Kailola, selain karena mengganggu psikologi oknum teller yang notabene bernaung di bawah serikat pekerja, informasi tersebut dikuatirkan menimbulkan opini buruk terhadap PT Bank Maluku-Malut. “Jangan sampai terjadi penarikan modal dari para nasabah, bisa terjadi seperti itu. Itu yang tidak kita inginkan,” imbuh dia.
Sebelumnya diberitakan, Bank Maluku Cabang Banda Neira, Kabupaten Maluku Tengah, kebobolan Rp 1 miliar namun kabarnya pengurus bank disinyalir menolak melapor ke aparat penegak hukum.
Bobolnya kas bank cabang tersebut, terjadi tidak sekaligus. Oknum teller berinisial YT sesuai temuan Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) PT Bank Maluku-Malut.
Diduga tindakan YT membobol kas bank tempatnya bekerja dan sudah berlangsung lama. “Kalau ada butuh, dia angkat Rp 100 juta, lalu Rp 200 juta. Tidak sekaligus, pelan-pelan,” terang sumber Kabar Timur, Jumat, kemarin.
Namun anehnya, setelah dilaporkan oleh SKAI malah pengurus yang notabene dewan direksi menolak melapor ke Polisi. Soal modus yang dipakai YT membobol kas bank terungkap, kalau yang bersangkutan mengantongi password pimpinannya di Bank Maluku Cabang Banda Naira.
“YT mengantongi password aplikasi core-banking Bank Maluku cabang Banda Naira. Password ini seharusnya hanya diketahui pimpinan cabang bank itu,” kata sumber Kabar Timur.
Menyikapi adanya dugaan kasus fraud tersebut, Ketua Parlement Watch Maluku Daud Rumaratu mendesak DPRD Maluku segera menggelar hearing dengan jajaran pengurus PT Bank Maluku-Malut. Menurut Daud, kejahatan perbankan di tubuh bank milik daerah ini sudah terlalu massiv.
“Bahkan kita menilai sudah sampai di status TSM, terstruktur, sistemik dan massiv. Karena terlalu sering terjadi, kami punya data-datanya,” kata Daud.
Dia menilai DPRD Maluku selama ini tidak maksimal melakukan pengawasan terhadap bank tersebut. Setiap hearing, dengan manajemen bank ini, yang dibicarakan hanya soal kinerja bank secara umum.
Kalau pun disoroti, ujar Daud, DPRD Maluku hanya mempertanyakan soal minimnya pembagian deviden atau keuntungan dari bank itu ke pemerintah daerah selaku pemilik saham.
“Tapi seperti apa bobroknya pengelolaan bank, tidak pernah ditelusuri. Pernah ada pansus Bank Maluku, tapi hilang disapu angin. Hasil pansus seperti apa, masyarakat tidak pernah tahu,” ujarnya. (KTA)
Komentar