Dua Tewas & 23 ABK Hilang

Ini Pemicu “Tragedi” KM Mina Sejati

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON- Fakta baru tragedi KM Mina Sejati di perairan laut Aru Selatan, Kabupaten Kepulauan Aru, terungkap. Insiden berdarah menyebabkan 23 ABK hingga kini menghilang misterius dan dua  ditemukan meninggal, ini berawal dari pancing cumi-cumi. 

Kesalahpahaman yang berujung petaka tersebut bermula dari Ferry Dwi Lesmana, salah satu pelaku dengan seorang ABK lain yang hingga kini belum ditemukan. Tali senar yang merupakan alat pancing keduanya saling terikat hingga terjadinya perkelahian pada Jumat malam (16/8). 

Kepala Polres Kepulauan Aru, AKBP Adolf Bormasa menjelaskan, saat menerima 11 ABK selamat dan 2 tewas dari Danlanal Aru, Kamis (22/8), pihaknya kemudian mendalami kasus pembunuhan tersebut. 

Berdasarkan pemeriksaan terhadap belasan ABK selamat, tambah dia, terungkap jika persoalan awal dimulai dari pancing cumi-cumi. Ferry dan seorang ABK lain yang tidak disebutkan namanya, ini kala itu duduk berdampingan sambil memancing cumi. 

Saat memancing, tali senar mereka terikat. Adu mulut hingga adu jotos tak bisa dihindari. Keduanya berkelahi hingga dilerai para ABK lain. Atas kejadian itu, dua ABK tersebut lalu dimarahin oleh Wakil Kapten KM Mina Sejati. 

“Salah satu ABK atas nama Fery ini, yang diduga sebagai seorang tersangka tidak terima, karena seakan akan dia dimarahi oleh wakil kapten. Lalu permasalahan dari malam itu menjadi besar. Jadi motifnya itu salah paham saja,” katanya. 

Dari kejadian tersebut, kata Bormasa, pihaknya kemudian baru menerima permasalahan ini setelah penyerahan 13 ABK, 2 diantaranya meninggal dunia, dari Danlanal Aru pada 22 Agustus lalu. 

“Yang 23 sampai saat ini belum diketahui. Kami cuman menerima penyerahan. Yang lebih detail itu dari KRI. Mereka ke TKP dan mengatasi segala sesuatu. Mereka yang lebih tahu,” kata Bormasa. 

Meski begitu, lanjut Bormasa, nasib 23 ABK yang hingga kini belum diketahui masih terus dilakukan pencarian. Pihaknya telah berkoordinasi dengan Danlanud Dumatubun Tual dan Kepala Bandara Pattimura. 

Koordinasi dilakukan untuk meminta mereka agar dapat memberikan himbauan kepada para pesawat untuk bisa terbang rendah di atas permukaan perairan laut. Hal ini diminta, agar jika menemukan korban terapung dapat dilaporkan untuk di evakuasi. 

“Kemarin itu saya telepon bapak Danlanud Dumatubun Tual, dan kami menyurat resmi dengan tembusan Bapak Kapolda dan pejabat utama dan Kepala Bandara Pattimura. Bahwa Kapolres Aru meminta bantuan pesawat terbang rendah,” jelasnya. 

Lebih lanjut disampaikan, pihaknya hingga kemarin masih terus melakukan pemeriksaan terhadap saksi, termasuk 35 ABK KM Gemilang Samudra yang mengevakuasi korban meninggal dan selamat KM Mina Sejati. 

“Untuk yang meninggal dunia, setelah di visum dan pemeriksaan luar dalam di RSUD Cendrawasih Dobo, kemarin (Sabtu) sudah diberangkatkan ke Jakarta kepada keluarga mereka untuk dikebumikan,” katanya. 

Untuk 11 ABK KM Mina Sejati yang selamat, tambah Bormasa, rencananya akan dikembalikan kepada pemilik kapal. Penyerahan dilakukan agar mereka dapat dipulangkan untuk bertemu sanak keluarga. 

“Ini sudah selesai dilakukan pemeriksaan. Nanti besok saya cek hasilnya kita periksa kesehatan mereka baru kita serahkan kepada pemilik kapal untuk memulangkan mereka bertemu dengan keluarga,” tandasnya. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kabar Timur, 20 orang korban yang hingga kini hilang secara misterius itu adalah Zae Fajri, Tegar, Trio, Ahmad Zainudin, Rowi, Fani, Agus, Hamim, Sudarsono, Musha, Riri, Kiki, Wiratno, Kiyansantang, Mustolik, Carman, Ulin Nuha, Mifaudin, Mudofir dan Darmoko. 

“Dari 20 yang belum ditemukan ini, 5 diketahui dibunuh di atas kapal. Diantaranya Musha, Mudofir, Riri, Ulin Nuha dan Kiki,” kata sumber Kabar Timur yang meminta namanya tidak disebutkan, sembari menambahkan untuk 3 pelaku yang hingga kini juga masih menghilang adalah Nurul Huda (Masinis), Ferry Dwi Lesmana, dan Qersim Ibnu Malik. (CR1)

Komentar

Loading...