Orno “Dirayu” Rebut Hanura dari Payapo
KABARTIMURNEWS.com, AMBON - Mesin politik untuk Pilkada 2020 dan Pilgub 2024, mulai panas. Gerilya mereka yang dipastikan maju sebagai kandidat dalam “pesta” demokrasi itu mengemuka. Salah satunya Barnabas Orno.
Diam-diam sejumlah kader Partai Hanura Maluku, mendatangi Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Orno untuk “dirayu” mengambil alih kepemimpinan Hanura Maluku dibawah komando Yasin Payapo.
Kabar “dirayunya” Barnabas Orno terkuak menyusul digantungnya sejumlah kader PDI Perjuangan, yang tak kunjung dimasukan dalam struktur DPD PDI Perjuangan Maluku, salah satunya Barnabas Orno, kader PDIP yang juga Wakil Gubernur Maluku itu.
Tak hanya, kabar “dirayu” untuk pimpin Hanura, Barnabas juga disebut-sebut mendapat tawaran memimpin Partai Golkar Maluku. Hanya saja, dari dua Parpol (Hanura-Golkar), komunikasi intens kerap dilakukan kader Hanura.
“Komunikasi intens kerap dilakukan bersama kader Hanura. Baik kader di daerah maupun di pusat,” kata salah satu kader Hanura Maluku, yang minta namanya tidak diwartawan. Manuver Abas Orno, sebut dia, targetnya menjadi Plt DPD Hanura Maluku, yang saat ini dipimpin Yasin Payapo, yang juga Bupati Seram Bagian Barat.
Orno juga, lanjut dia, diduga keras melakukan manuver kepada sejumlah DPD Hanura di Kabupaten untuk melayangkan mosi tidak percaya kepada Ketua DPD Hanura Maluku, Yasin Payapo, ke DPP Hanura.
Ketua DPC Hanura MBD, Eric Angkie, misalnya selama ini mondar-mandir di rumah adik Orno, Alex Orno yang juga anggota Fraksi PDIP DPRD Maluku. ‘’Erik biasanya di rumah Pak Alex. Disana ada tawar menawar Ketua DPD Hanura dan rekomendasi Hanura di Pilkada MBD,” ungkap dia.
Erik diduga memfasilitasi kader DPP Hanura dan sejumlah ketua DPC Hanura bertemu Barnabas Orno. “Dari ketua DPC Hanura yang ada, hanya Eric Angkie yang dekat dengan keluarga Orno. Kami menduga Eric Angkie, dalangnya,” bebernya.
Orno ditargetkan rebut Hanura untuk dijadikan kendaraan politik, pada pemilihan Gubernur Maluku 2024, dimana Hanura bermodal 5 kursi di DPRD Maluku.
Sedangkan, 2020 mendatang, Hanura yang meraih tiga kursi di DPRD MBD, akan jadi “tiket” untuk adik Barnabas Orno, yakni: Odie Orno maju sebagai kandidat Bupati MBD, melawan Benjamin Noach.
Soal Alex ikut bantu kakaknya sukses pimpin Hanura, kader Hanura enggan berkomentar soal keterlibatan anggota DPRD Maluku tiga periode itu. Dia mengaku, Alex sempat mengarahkan mereka memfasilitasi Odie Orno dapat rekomendasi Hanura di Pilkada MBD. ‘’Waktu itu, pak Alex bilang berjuang saja. Nanti katong bayar,’’sebutnya.
Alex Orno ketika dihubungi soal kakaknya (Barnabas Orno) di tawari memimpin Partai pimpinan Oesman Sapta Odang (OSO)itu, tidak membantahnya. ‘’Sekedar informasi beta sempat di telepon salah satu kader Hanura ditanya berkaitan Pak Wagub bersedia kalau diminta jadi ketua DPD Hanura Maluku,’’kata Alex, ketika dihubungi, kemarin.
Namun, dia ingatkan kader Hanura itu, bahwa tidak mungkin Abas (kakaknya) kader PDI Perjuangan pimpin Hanura. ‘’Lagian katong (kita) baru selesai Konferda DPD PDIP Maluku. Cuma sebatas itu saja. Tidak ada pertemuan Pak Abas dengan kader Hanura dari pusat dan sejumlah ketua DPC Hanura,’’terangnya.
Lantas, siapa kader Hanura yang selama ini getol bangun komunikasi dengan Abas, apakah itu Eric Angkie? Ditanya demikian, Alex irit bicara. ‘’Bukan (Eric Angkie),’’elaknya.
Alex mengaku, mondar-mandir Eric ke kediaman dirinya, hanya untuk memohon agar kakaknya (Odie Orno), berpasangan dengan Eric pada Pilkada MBD 2020, mendatang.
‘’Kata Eric Angkie, dia sudah resmi diusung Hanura di Pilkada MBD. Dia minta pasangan dengan Odie. Tapi, saya sarankan Eric urungkan niatnya (ingin pasangan dengan Odie sebagai calon Wakil Bupati MBD) karena Odie sudah resmi berpasangan dengan Melkias Frans,’’bebernya.
Soal Barnabas Orno ditawari pimpin Hanura, Alex membantah, dia mengaku, bukan Partai Hanura, tapi ditawari pimpin Partai Golkar Maluku. “Pak Abas itu, bukan ditawari pimpin Partai Hanura, tapi Partai Golkar Maluku, tapi dua-duanya ditolak,” tandasnya.
Penolakan dua tawaran Parpol itu dilakukan, karena Barnabas Orno adalah kader tulen PDI Perjuangan. “Tawaran itu, Pak Abas tolak. Tidak mungkin. Kami kader PDIP kok pindah di Parpol lain. Itu konyol namanya. Apalagi, saya anggota DPRD Maluku dari PDIP. Tidak mungkin, pindah Parpol,’’tegasnya. (KTM)
Komentar