Inpex Diminta Jujur Sosialisasi Manfaat Migas Masela

Murad Ismail

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON- Gubernur Maluku Murad Ismail meminta perusahaan minyak dan gas asal Jepang, Inpex Corporation lebih jujur dan terbuka menyosialisasikan manfaat dan dampak yang akan diperoleh masyarakat melalui pengembangan Migas Blok Masela, di Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

“Sebagai wakil Pemerintah Pusat saya berharap Inpex sebagai operator dapat lebih jujur dan terbuka kepada masyarakat tentang manfaat yang akan diperoleh dari mega proyek ini,” kata Gubernur pada sosialisasi dan konsultasi publik kegiatan studi analisis dampak lingkungan (Amdal) terpadu Rencana pengembangan Lapangan Gas Abadi Blok Masela serta fasilitas pendukungnya di Ambon, Selasa (6/8).

Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Staf Ahli bidang Pembangunan Ekonomi dan Keuangan, Lutfi Rumbia, Gubernur menegaskan keterbukaan dan kejujuran Inpex dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) akan menjadi pintu masuk lancarnya aktivitas pengembangan Blok Masela.

“Keterbukaan sangat penting untuk membangun kerja sama timbal balik antara pemerintah daerah dan masyarakat di Maluku, terutama demi kelancaran pembangunan berbagai fasilitas untuk pengembangan lapangan gas abadi Blok Masela,” ujar Murad.

Berkaitan dengan kehadiran mega proyek tersebut, Gubernur juga mengimbau masyarakat Maluku, khususnya yang berada di Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya  untuk tidak mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok. Sebaliknya mengedepankan kepentingan bersama sebagai orang Maluku yang cinta damai dibingkai semangat Pela-Gandong.

“Ciptakan suasana kondusif dan penuh kebersamaan serta bersama bergandengan tangan, bahu membahu memberi ruang bagi pengembangan Lapangan Gas Abadi Blok Masela,” katanya.

Masyarakat juga diminta untuk mengawal seluruh proses pelaksanaan kegiatan pengembangan Blok Masela, mengingat tujuannya semata-mata bagi kemakmuran bangsa dan negara, terkhusus kesejahteraan masyarakat di Maluku.

Berkaitan sosialisasi dan konsultasi publik studi Amdal terpadu, Gubernur mengingatkan SKK Migas dan Inpex agar menjadikan berbagai masukan yang diperoleh sebagai alat evaluasi terhadap rencana usaha yang telah disusun, sehingga tidak berdampak terhadap kerusakan lingkungan.

“Masalah kelestarian lingkungan hidup merupakan satu kesatuan, dan tidak dapat dipisahkan dalam setiap program pembangunan, karena dampaknya mendukung eksistensi keberlangsungan manusia dan semua mahluk hidup,” kata Murad.

Ia menambahkan penguatan perencanaan pengelolaan sumber daya alam secara holistik perlu dikedepankan dan amdal sebagai bagian proses studi formal dijadikan alat ukur pengambilan keputusan untuk memastikan dampak lingkungan akibat rencana usaha.

“Amdal adalah alat evaluasi apakah suatu rencana kegiatan dapat dilaksanakan atau tidak. Karena itu perlu dilakukan kajian analisis guna meminimalisasi dampak negatif kerusakan lingkungan dalam pengembangan ladang gas Blok Masela di masa mendatang,” katanya.

Pengembangan ladang abadi Blok Masela akan menelan total biaya pengembangan lapangan mencapai 18,5 miliar hingga 19,8 miliar dollar AS dan menyerap ribuan tenaga kerja baik saat konstruksi maupun produksi onstream.

Jumlah tenaga kerja yang akan terserap pada saat pembangunan yakni 30.000 orang baik langsung maupun pendukung, sedangkan saat beroperasi akan menyerap antara 4.000 sampai 7.000 orang termasuk pembangunan industri petrokimia.

Pengembangan Blok Masela merupakan investasi asing terbesar sejak 1968 dan simbol pembangunan di Indonesia Timur yang berskala global setelah Freeport Indonesia.

Jumlah output gas alam di Blok Masela sebesar 10,5 juta ton per tahun, mencakup sekitar 9,5 juta ton gas alam cair/LNG per tahun dan kondensat sekitar 35.000 barel per hari. SKK sendiri menargetkan Blok Masela akan mulai produksi pada 2027.

Inpex saat ini terlibat di 70 proyek migas di lebih dari 20 negara termasuk Indonesia, Australia, Kazakhstan dan Uni Emirat Arab. Di Indonesia, Inpex telah hadir sejak tahun 1966 melalui Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan Pemerintah Indonesia dibawah supervisi SKK SKK Migas.

Proyek Blok Masela diproyeksikan menghasilkan gas sebesar 9,5 juta ton per tahun dalam bentuk LNG dan 150 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) untuk gas pipa. Proyek ini menggabungkan fasilitas produksi di laut dan kilang LNG di darat. (AN/KT)

Komentar

Loading...