KONI Maluku Kesulitan Anggaran Pra PON
KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Pra Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2019 di Provinsi Papua telah bergulir sejak Juni 2019 dan selesai Desember mendatang. Dari sejumlah cabang olahraga yang dilombakan, Komisi Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Maluku hanya mewakilkan sejumlah atlet Maluku dari cabang olahraga unggulan.
Alasan atlet untuk semua cabang olahraga tidak bisa diikutsertakan karena anggaran yang dimiliki KONI Maluku kecil. “Kami kesulitan anggaran pembinaan dan anggaran mengikuti pra PON di Papua. Makanya, atlet yang baru kami kirim ke Papua hanya atlet cabang olahraga unggulan yakni atlet tenis lapangan dan atletik. Sementara atlet lainnya belum,” kata Ketua Harian KONI Maluku, Agus Lomo kepada Kabar Timur di Ambon, kemarin.
Dia mengatakan, sampai saat ini, pemenuhan kebutuhan anggaran untuk cabang olahraga yang akan dihadapi di pra PON nanti masih jadi kendala. Untuk keluar dari masalah itu, KONI Maluku mengajukan permohonan bantuan anggaran sebesar Rp 10 miliar ke Pemerintah Maluku untuk semua cabang olahraga.
Hasilnya, Pemerintah sepakat akan memberikan anggaran sebesar Rp 3 miliar khusus untuk biaya pembinaan dan pelaksanaan pra PON di beberapa cabang olahraga unggulan.
“Kami hanya berharap semoga dalam waktu dekat anggarannya sudah dicairkan. Anggaran yang diajukan ini merupakan anggaran cabang olahraga unggulan. Sementara sebelumnya KONI Maluku sudah mendapat dana hibah dari pemda sebesar Rp 200 juta dari Rp 300 juta yang dianggarkan,” jelasnya
Menurut dia, terhitung dari Agustus sampai September 2019 nanti, ada delapan sampai 10 atlit yang akan menyusul atlet asal Maluku yang sudah lebih awal diberangkatkan ke Pra PON Papua.
“Kita harapkan dapat mengakomodir seluruh cabang olahraga. Tapi itu cukup sulit karena membutuhkan anggaran besar. Sehingga yang disepakati hanya untuk cabang olahraga unggulan,” paparnya
Meski demikian, lanjut Lomo, keterbatasan anggaran bukan menjadi penghalang para atlet Maluku berlaga di kanca Nasional. Dia malah optimis dengan keterbatasan anggaran itu, Maluku diprediksikan akan membawa pulang 10 medali emas pada event nasional tesebut.
“PON 2018 lalu kita raih tujub medali emas. Nah, di PON kali ini, kita yakin bisa lebih dengan target 10 medali emas, sekalipun kita kesulitan dalam anggaran tapi optimisme kita tetap kuat,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Maluku, Saadiah Ulluputy, mengatakan akan mendorong pemerintah daerah untuk secepatnya merealisasikan anggaran yang disepakati untuk kebutuhan Pra PON di Papua.
“Sudah ada kesepakatan akan memberikan angggaran Rp. 3 Miliar untuk kebutuhan Pra PON. DPRD tetap mendorong agar anggaran tersebut dapat terealisasi secepatnya,” katanya
Anggaran yang disepakati saat ini, lebih kecil dari anggaran yang digelontorkan Pemda kepada KONI Maluku di tahun tahun sebelumnya terkhusus untuk pelaksanana Pra PON hingga PON. Keterbatasan anggaran tersebut diakui bisa berpengaruh terhadap prestasi atlit, dimana pemenuhan kebutuhan atlit menjadi tidak maksimal.
“Tahun-tahun sebelumnya, KONI Maluku mendapat anggaran yang cukup besar. Bahkan pernah mendapat Rp 11 Miliar untuk pra PON dan Rp 15 miliar untuk PON. Dan baru di tahun ini saja yang penganggranya kecil. Harusnya anggaran berbanding dengan prestasi melihat pada PON di Jawa Barat pada 2018 lalu, Maluku berhasil raih lima medali emas. Dengan kecil anggaran di tahun 2019 Ini bisa berdampak pada pembinaan yang pastinya berimbas juga pada prestasi di Pra maupun PON nanti,” terang Politisi PKS itu. (MG3)
Komentar