Tajudin Buano Pimpin AJI Ambon
KABARTIMURNEWS.COM, Tajudin Buano terpilih secara aklamasi memimpin Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Ambon periode 2019-2022. Tajudin menggantikan Abdul Karim Angkotasan.
TAJUDIN bersama Khairiyah Fitri sebagai sekretaris, terpilih dalam Konferensi Kota (Konferta) AJI Ambon III yang dilaksanakan di Rumah Kopi Joas Trikora, Kota Ambon, Sabtu (3/8).
Buano dan Khairiyah dipercayakan memimpin AJI Ambon tiga tahun ke depan, setelah seluruh peserta Konferta menerima Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) pengurus AJI Ambon periode 2014-2019, yang dikomandoi Ketua Abdul Karim Angkotasan dan Sekretaris Nurdin Tubaka.
Pelaksanaan Konferta AJI Ambon dirangkai kegiatan diskusi mengangkat tema “Meneguhkan Peran Pers Sebagai Pilar 4 Demokrasi dan Tantangan Jurnalis di Kawasan 3T (tertinggal, termiskin dan terluar)”.
Tema tersebut dibahas oleh Ketua Bidang Advokasi AJI Indonesia, Sasmito Madrin dan Komisioner KPU Maluku, Almudatsir Sangadji.
Sasmito mengatakan, pers saat ini dihadapi dengan berbagai tantangan salah satunya era digital. Era ini memaksa sejumlah media masa beralih ke online. Banyak juga bertebaran berita hoax sehingga jurnalis diharapkan mampu memanage-nya.
Selain itu, kekerasan terhadap jurnalis marak terjadi. Tahun ini saja terdapat puluhan kasus kekerasan yang dialami para jurnalis dari berbagai media. AJI Indonesia sedang mengadvokasi berbagai kasus penganiayaan. Termasuk tanggal 22 Mei 2019 lalu.
AJI Indonesia juga gencar melakukan sosialisasi tentang independensi pers, kesejahateraan jurnalis, dan berbagai macam persoalan lainnya yang menimpa jurnalis.
Hal senada disampaikan Almudatsir Sangadji. Salah satu pendiri AJI Ambon ini mengupas perkembangan pers di Maluku. Ia meminta jurnalis agar lebih mengutamakan keselamatan.
Meski keberanian mengungkap berbagai kasus kejahatan penting dilakukan, namun harus dibarengi dengan strategi khusus. Ini dilakukan agar bisa terhindar dari berbagai risiko yang menimpa sejumlah jurnalis sebelumnya di Maluku.
Ongen, sapaan akrab Almudatsir ini mengingatkan jurnalis, agar bijak dalam menggunakan media sosial. Jurnalis diminta memperhatikan Undang-Undang ITE. Seperti misalnya saat akan membagikan karya jurnalistik atau link berita di media sosial, jurnalis diharapkan untuk tidak menambahkan keterangan lain yang merugikan pihak lain.
Dia juga mengingatkan agar berita yang belum diterbitkan melalui media online, cetak, elektronik yang merupakan hasil karyanya, agar tidak dipublikasikan terlebih dahulu di media sosial. Sebab, hal itu tentunya melanggar UU ITE dan jurnalis tersebut tidak bisa dilindungi oleh UU Pers Nomor 40 Tahun 1999.
Tajudin Buano, Ketua AJI Ambon terpilih mengatakan, akan menjalankan amanah yang dipercayakan kepadanya. Ke depan dirinya akan berupaya untuk terus menjalankan program AJI yang belum sempat dilakukan.
“Pertama yang akan kita lakukan adalah perekrutan anggota AJI. Kita juga akan melakukan up grading internalisasi aturan yang masih dilanggar,” kata Tajudin.
Ia bertekad, di masa kepemimpinannya, akan berusaha untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) anggota AJI Ambon agar setara dengan sejumlah daerah di Indonesia. “Tapi di sisi lain, AJI Ambon secara kelembagaan turut berpartispasi dalam perdamaian,” katanya.
Khairiyah, Sekretaris AJI Ambon terpilih menjelaskan, ke depan, pihaknya akan berupaya untuk menyediakan sekretariat permanen, serta membenahi sistem administrasi yang belum lengkap. “Kita juga akan mengaktifkan media-media sosial yang selama ini tidak pernah aktif. Sehingga program-program kerja kita ke depan bisa dipublis,” terangnya.
Pengaktifan media sosial bakal dilakukan, menyusul tiga tahun terakhir, berbagai program kerja AJI Ambon yang dilaksanakan tidak pernah diekspose untuk diketahui publik. “Kapasitas, kualitas kita tidak kalah bersaing dengan teman-teman di luar. Tapi tidak banyak yang tahu. Saya inginkan ke depan kita kompak dan bekerja atas nama tim,” tandasnya.
Ketua Bidang Advokasi AJI Indonesia, Sasmito Madrin menyampaikan terimakasih kepada kepengurusan yang lama karena telah bersusah payah mempertahankan nilai-nilai AJI di tengah kondisi pers militen, dan semakin sulit di era digital saat ini. “Saya senang sekali mendengar prioritas kepengurusan AJI Ambon yang baru terkait keanggotaan. Ini ibaratnya sebagai sumbu dan bahan bakarnya sebuah organisasi,” harapnya.
Sasmito berharap, AJI Ambon lebih kreatif dalam merekrut kemitraan. Meski untuk menjadi anggota AJI harus melalui proses mekanisme yang agak sulit. “Tapi saya pikir rekan-rekan di Ambon akan menemukan cara yang lebih kreatif dalam merekrut anggota,” pungkasnya. (CR1)
Komentar