Hena Hetu Ngotot Edwin Tetap Ketua Dewan
KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Keinginan sejumlah kader PDIP maupun anggota DPRD Maluku agar Edwin Adrian Huwae tidak lagi menduduki jabatan Ketua DPRD Maluku periode 2019-2024 mendapat perlawanan dari DPP Hena Hetu.
DPP Hena Hetu sebagai salah satu organisasi terbesar di jasirah Leihitu itu menilai Hena Hetu telah berjuang keras menjadikan Murad Ismail sebagai Gubernur Maluku.
Untuk membalas jasa masyarakat jasirah Leihitu, Edwin Huwae yang juga ketua DPP Hena Hetu harus dipertahankan sebagai Ketua DPRD Maluku periode 2019-2024. “Sekarang Pak Murad sudah menjadi ketua DPD PDIP Maluku. Bukan kami mau intervensi aturan PDIP, tapi Pak Murad harus ingat, Hena Hetu telah bekerja keras untuk menjadikan Pak Murad sebagai Gubernur Maluku. Hena Hetu ini dibawah kepemimpinan Edwin Adrian Huwae,” kata Juru Bicara DPP Hena Hetu, Rauf Pelu kepada Kabar Timur di Ambon, Minggu (28/7)
Menurutnya, pada Pilgub Maluku 2018 lalu, Hena Hetu membentuk tim Jas Merah yang bertugas mensosialisasikan sosok Murad di wilayah jasirah Leihitu. Sosialisasi ini mampu menarik simpati konstituen untuk memilih Murad pada Pilgub 2018.
Tim Jas Merah ini bekerja all out hanya demi mengantarkan putra terbaik jasirah Leihitu, Murad Ismail menjadi orang nomor satu di Maluku. Jika kini, Murad lebih mengutamakan orang lain dan menyampingkan jasa warga Leihitu, itu berarti Murad dinilai telah melukai hati orang Leihitu.
“Bagaimana pun Edwin sebagai mantan Ketua DPD PDIP Maluku sudah sangat berjasa di PDIP Maluku. Dia (Edwin) telah membesarkan nama PDIP di wilayah jasirah Leihitu dan Maluku umumnya,” ujar dia.
Pelu menutur terbentuknya tim Jas Merah pada Pilgub Maluku 2018. Atas atas koordinasinya dengan Dewan Pembina DPP Hena Hetu Karel Albert Rahalalu, dibentuklah Jas Merah untuk memenangkan Murad di Pilgub Maluku. “Karena itu kami minta timbal-balik politiknya Pak Edwin tetap di kursi ketua DPRD Maluku atas nama PDIP. Pak Murad harus mempertimbangkan ini,” tegas Pelu.
Menurutnya, Edwin yang dinilai belum ada progres dalam menjalankan fungsi legislasi, pengawasan, dan anggaran adalah bentuk penilaian segelintir orang yang ingin mematikan karier mantan DPD PDIP Maluku periode 2014-2019 itu.
“Kerja Edwin di DPRD Maluku baik-baik saja. Malah Edwin yang selalu bersuara dan menantang wartawan akan diberikan hadiah jika berani menulis anggota DPRD Maluku yang malas berkantor. Ini hanya penilaian segelintir orang untuk menjatuhkan Pak Edwin Huwae,” tegas Pelu.
Terpisah, pemuda Leihitu, Dace Hehaitu mengkritisi keberadaan DPP Hena Hetu. Menurutnya, sejauh ini tidak terlihat hasil kerja yang dapat dibuktikan DPP Hena Hetu di wilayah Leihitu.
“Jangan bawa nama-nama masyarakat jasirah Leihitu hanya untuk kepentingan segelintir orang. Selama ini DPP Hena Hetu kerja apa di wilayah ini?. Apakah jalan Mamua Hila rusak, putusnya jembatan Larike, belum lagi masalah konflik negeri di jasirah, adakah DPP Hena Hetu melihat dan mendorong pemerintah menyelesaikan hal itu, kan tidak. Padahal dengan kekuatan Edwin sebagai ketua DPRD Maluku, bisa saja Edwin berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menangani sejumlah persoalan di wilayah Leihitu. Jangan untuk kepentingan saja baru berteriak nama jasirah Leihitu,” kritik dia.
Kata Hehaitu, masyarakat sangat berharap ada putra-putri terbaik jasirah Leihitu yang memiliki jabatan penting di Pemprov Maluku maupun DPRD Maluku. Tapi, putra-putri itu juga harus pro terhadap rakyat.
“Jangan sudah jadi orang besar lalu tidak melihat rakyat jasirah. Giliran ada kepentingan, teriak atas nama jasirah Leihitu. Yang kami harap orang jasirah yang benar-benar ada bersama dengan rakyat di saat rakyat membutuhkan,” tegas Hehaitu. (MG3)
Komentar