Dua Perkara Jumbo Tunggu Hasil Audit

ILUSTRASI

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Di HUT Adhyaksa lalu, Kajati Maluku Triyono Haryanto memastikan institusinya akan menuntaskan tiga perkara korupsi besar. Masing-masing perkara Reverse Repo Obligasi Bank Maluku senilai Rp 238 miliar, proyek Terminal Transit Passo Rp 66 miliar dan proyek Water Front City (WFC) Namlea senilai Rp 6 miliar.

Dari tiga itu, baru perkara WFC Namlea yang telah bergulir ke Pengadilan Tipikor Ambon, dengan terdakwa Sahran Umasugy Cs. Sedang dua perkara lainnya masih berputar-putar di ranah penyidikan.

Namun Kasipenkum Kejaksaan Tinggi (Kejati) Maluku Samy Sapulette berdalih dua perkara tersebut masih di tahap penyidikan karena disebabkan hasil audit belum dikantongi. Untuk perkara Reverse Repo, Samy, mengaku sudah ada hasil audit seperti disampaikan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) BPK RI.

Namun hasil audit itu belum dikantongi tim penyidik. Sedang perkara proyek Transit Passo, koordinasi masih dilakukan dalam rangka audit kerugian keuangan negara.

“Untuk perkara Repo sudah ada hasil audit tinggal tunggu diserahkan oleh BPK RI. Sedang Transit Passo, kita masih berkoordinasi lagi dengan BPK,” katanya, kepada wartawan dihubungi melalui telepon seluler, kemarin.

Seperti disampaikan Kepala Kejati Maluku Triyono Haryanto pada HUT Korps Adhyaksa ke-59, dia memastikan pihaknya akan menuntaskan tiga perkara besar tipikor, yakni Reverse Repo Bank Maluku, mangkraknya proyek Terminal Transit Passo dan proyek WFC Namlea Kabupaten Buru.

“Saat dilantik sebagai Kajati, saya ditagih janji utang tiga kasus besar yaitu WFC Namlea, Repo Bank Maluku dan Transit Passo. Saya pastikan dalam tahun ini dituntaskan. Untuk WFC sudah bergulir ke pengadilan,” katanya di Baileo Siwalima, Ambon, Senin (22/7) lalu.

Meski alokasi anggaran sesuai DIPA tahun ini hanya untuk dua kasus, tapi pihaknya kini sedang melakukan penyidikan terhadap lima perkara korupsi.

Sebagaimana tema dalam perayaan hari lahir Adhyaksa, yaitu Tingkatkan Pengabdian Demi Kemajuan, Keunggulan dan Keutuhan Negeri, Triyono berharap, dapat bekerja dan berkarya tanpa pamrih dengan sepenuh hati.

Juga meniadakan perbedaan perlakuan dan pelayanan agar memberi manfaat, memenuhi harapan kuat dari masyarakat. “Memupuk dan menumbuhkembangkan semangat bekerja bersama semua pihak dalam bingkai hubungan yang solid dan sinergis, demi upaya merawat keberagaman dan kebhinekaan, bagi kebesaran bangsa dan keutuhan NKRI,” harapnya. (KTA)

Komentar

Loading...