Akses Darat Pulau Seram Belum Normal

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Akses transportasi darat yang menghubungkan tiga kabupaten di Pulau Seram, masih belum normal.
Sebelumnya, tiga jembatan di wilayah Pulau Seram rusak parah diterjang banjir 6 Juni 2019. Tiga jembatan yang rusak akibat disapu aliran sungai saat hujan deras, yakni Jembatan Wai Kaputi di Desa Wasia Kecamatan Elpaputih, Jembatan Wainiri di Desa Tala, Kecamatan Amalatu, dan Jembatan Waikaka, Kecamatan Taniwel, Kabupaten Seram Bagian Barat.
Setelah diperbaiki sementara dalam tanggap darurat oleh Balai Pelaksana Jalan dan Jembatan wilayah Maluku-Maluku Utara, kendaraan kini dapat melintasi jembatan Wai Kaputi dan jembatan Waikaka. Namun berbeda dengan jembatan Wainiri di Desa Tala yang yang mengalami kemiringan hingga kini belum dapat dilintasi kendaraan roda empat.
Jembatan hanya dapat dilintasi pengendara sepeda motor dan pejalan kaki.
Belum normalnya akses transportasi darat, warga Maluku Tengah dan juga Seram Bagian Timur, maupun Seram Bagian Timur yang akan ke Ambon atau sebaliknya harus berganti mobil untuk menuju tempat tujuan saat tiba di jembatan Wainiri.
Hingga kemarin, Balai Jalan dan Jembatan belum juga membangun jembatan darurat agar dapat dilintasi kendaraan roda empat. Rusaknya jembatan dimanfaatkan warga setempat mengais rejeki dengan cara yang tidak wajar. Tiap mobil pribadi maupun mobil angkutan umum yang parkir tidak jauh dari jembatan dipaksa membayar Rp 15.000 sampai Rp 20.000 per mobil. Meski diprotes pemilik mobil, pungutan liar ini tetap berlangsung tanpa ditindak tegas aparat keamanan yang disiagakan di lokasi jembatan.
JALAN ALTERNATIF
Terkait hal ini, Komisi C DPRD Maluku sudah berkoordinasi dengan Balai Pelaksanaan Jalan dan Jembatan Maluku-Malut. “Kami sudah koordinasikan dengan BPJN Maluku-Malut dan sudah disampaikan ke Kementerian PUPR. Jadi kita harus sedikit bersabar,” kata Ketua Komisi C DPRD Maluku, Anos Jeremias kepada Kabar Timur, kemarin.
Menurutnya, jembatan Wainiri di Desa Tala berbeda dengan jembatan Waikaputi. Artinya, jembatan Waikaputi sudah sejak awal direncanakan pembangunannya dan dianggarkan lewat APBN tahun 2019. sedangkan jembatan Wainiri mengalami kerusakan akibat bencana alam, awal Juni lalu. Hujan deras berkepanjangan mengakibatkan air sungai Wainiri meluap ke rongga-rongga jembatan hingga jembatan mudah terperosok ke bawah dan akhirnya miring.
Komisi C akan berkoordinasi dengan mitra komisi terkait untuk secepatnya dilakukan tanggap darurat di jembatan Wainiri. “Soal tanggap darurat, nanti akan dikoordinasi lagi ddngan mitra komisi C untuk diperhatikan agar ada jalan alternatif. Paling tidak dibuat akses jalan seperti awal pembanguan jembatan itu belasan tahun yang lalu,” jelasnya
Politisi Partai Golkar itu memastikan, hari ini Komisi C akan mengkoordinasikan perihal tanggap darurat di jembatan Wainiri. “Jalan alternatif tidak apa-apa asalkan masyarakat bisa lewat dulu sambil menunggu perencanaan yang dibuat BPJN,” kata Anos.
Untuk memudahkan warga ke pulau Seram, lanjut Anos, Komisi C juga sudah mengaktifkan kapal ferry rute Hunimua-Masohi. “Jadi salah satu bentuk tanggap darurat bukan sja jalan tapi alternatif fery. Kapal ferry beroperasi mengangkut masyarakat dari Hunimua ke Masohi,” pungkasnya. (MG3)
Komentar