Dua Warga MBD Tewas Disambar Petir
KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Hujan deras disertai petir di Kabupaten Maluku Barat Daya memakan korban jiwa. Dua warga di Desa Wulur, Kecamatan Damer, dilaporkan tewas disambar petir.
Korban meninggal adalah dua orang bersaudara, Egrianto Lutruwowan Pakniany dan Jhon Tisyen Pakniany. Dua warga ini tewas disambar petir, Minggu (12/5), sekira pukul 14.30 WIT. Selain korban meninggal, tujuh warga mengalami luka bakar di sekujur tubuh, tersambar petir. Yakni, Yotam Lety, Anton Pakniany, Aner Pakniany, Anceni Salakay, Harmanus Lekruhun, Helton Rumihin dan Apristo Soplera.
Informasi yang diterima Kabar Timur, tadi malam menyebutkan, korban bersama empat warga lainya bercengkrama di pinggir pantai Desa Wulur. Tepatnya di belakang rumah Luki Salakay, salah satu pengusaha di desa itu. Tiba-tiba hujan turun begitu deras, mereka berlindung di rumah salah satu warga. Sekitar 15 menit, petir menyambar rumah tersebut. Semua orang yang berada di rumah kecil tersebut terpental dan jatuh seketika ke tanah.
Tersambar petir, korban meninggal Egrianto Pakniany dan Jhon Pakniany, serta tujuh warga lainnya mengalami luka bakar langsung dilarikan ke rumah mereka masing-masing untuk mendapat pertolongan. Namun naas, nyawa Egrianto dan Jhon, tidak tertolong. “Dua warga meninggal dan tujuh orang luka bakar. Saya sementara di Tiakur, tapi saya terus pantau di Wulur,’’ kata salah satu warga Wulur, Tomi Paknianiwewan dihubungi Kabar Timur, tadi malam. Selain luka bakar, celana dan baju warga yang tersambar petir sobek.
Terpisah, salah satu tokoh masyarakat Wulur, Tomi Soplera menuturkan, awalnya para korban sementara menonton sebuah speedboat perikanan jenis kapal bobo yang hendak berangkat ke Ambon. ‘’Namun, saya larang berangkat,’’ kata Soplera yang juga kepala Syahbandar Pelabuhan Damer dihubungi Kabar Timur.
Tiba-tiba hujan deras disertai petir terjadi di kawasan itu. Ketika iu, para korban sementara di pantai dan duduk di atas talud dekat rumah Luki Salakay. Ketika petir menyambar, para korban berlindung di salah satu rumah untuk berteduh. Tiba-tiba mereka terjatuh dan merasa tubuhnya keram. “Mereka menderita luka bakar (disambar petir). Ada yang tidak mendengar. Anak Luki Salakay, yakni Jemi Salaky juga mengalami luka gores di kepala,’’ terangnya.
Dia menuturkan, korban meninggal (Pakniany bersaudara) yang tersambar petir langsung jatuh dan tidak sadarkan diri. ‘’Mereka dibawa ke rumah masing-masing, namun beberapa menit kemudian menghembuskan napas terakhir. Korban meninggal dada mereka seperti terbakar,’’ bebernya.
Menurutnya, hujan deras disertai petir kemungkinan dampak dari badai siklon tropis yang melanda wilayah Kabupaten MBD, pekan kemarin. ’’Kami mencurigai ini dari badai itu. Hujan kemudian guntur dan kilat. Hujan terus turun beberapa hari lalu. Tapi sempat terhenti dan kembali hujan. Sekarang hujan terus,’’ pungkas Soplera. (KTM)
Komentar