Warga Minta Lokalisasi Tanjung Batu Merah Ditutup
KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Kepala Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, AKBP Sutrisno Hadi Santoso, diminta untuk segera menutup tempat lokalisasi Tanjung Batu Merah.
Orang nomor 1 Polri di Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease ini didesak dalam pertemuan silaturahmi bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI), para ustadz dan imam masjid se Kota Ambon, Rabu (8/5).
Dalam pertemuan yang berlangsung di Aula Kantor MUI Provinsi Maluku, Kota Ambon, Sekretaris MUI Kota Ambon Abd Manan Latuconsina mengaku kehadiran lokasi praktek prostitusi berbayar itu tidak sesuai moralitas bangsa.
Selama ini, tambah dia, kehadiran tempat prostitusi tersebut sudah sangat meresahkan warga. Pasalnya, tempat esek-esek ini bertempat di jantung Kota Ambon, dan sangat bertentangan dengan nilai luhur adat istiadat, dan agama.
“Tidak ada satu pun ajaran agama yang memberikan ruang untuk adanya praktek prostitusi,” tegas Latuconsina kepada wartawan.
Berdiri di tepian jalan utama Jenderal Sudirman, kehadiran lokalisasi itu sangat berdampak sosial terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak di sekitarnya.
“Ini tidak mendidik. Yang kedua tidak sesuai dengan nilai nilai moralitas bangsa, tidak sesuai dengan nilai nilai adat dan budaya orang Maluku, dan terlebih lagi tidak sesuai dengan nilai nilai islam,” terangnya.
Menurutnya, ajaran agama, dan leluhur budaya mengajarkan nilai positif dalam kehidupan sosial berbangsa dan bernegara di tengah masyarakat. “Jadi tidak ada alasan untuk tidak dilakukan penutupan,” tegasnya.
Wacana penutupan lokalisasi Tanjung Batu Merah, tambah dia, sudah berlangsung lama. Bahkan proses penuntupan lokalisasi itu sempat dilakukan. Keinginan kuat penutupan lokalisasi tersebut kembali lahir hari ini atas kesepakatan bersama, terutama pemuka umat islam.
“Surat permintaan penutupan hari ini akan kami buat dan besok akan kita masukan ke Polres Ambon,” jelasnya.
Menanggapi penutupan tempat lokalisasi Tanjung Batu Merah itu, Kepala Polres Ambon AKBP Sutrisno Hadi Santoso meminta rekomendasi para ustadz dan alim ulama melalui MUI Kota Ambon.
“Kalau rekomendasi sudah saya terima, nanti saya sendiri yang akan membuat surat ke Walikota terkait keinginan umat muslim untuk menutup lokalisasi selamanya,” kata Sutrisno disambut pekikan takbir dari para ustadz dan imam masjid.
SAFARI KE MASJID
Pasca Pemilu 2019, Kepala Polres Ambon, Ketua MUI Kota Ambon, dan para ustadz akan melakukan safari bersama ke masjid-masjid di Kota Ambon. Tujuannya untuk menghimbau umat muslim untuk senantiasa menjaga keamananan dan perdamaian.
“Kami, Kapolres akan ke masjid-masjid. Intinya mensosialisasikan kepada masyarakat agar tercipta kedamaian, dan kerukunan harus tetap kita jaga,” kata Ketua MUI Kota Ambon Muhammad Ramyantel kepada wartawan, kemarin.
Menurutnya, segala hal yang dapat menyebabkan perpecahan dan konflik, sebaiknya dihindari. Apalagi saat ini berada dalam suasana Ramadan, bulan suci yang mengharuskan umat islam untuk memperbanyak amalan.
“Kami MUI bersama TNI Polri sudah barang tentu mengharapkan umat islam dalam suasana bulan suci Ramadan ini bisa mengamalkan nilai nilai puasa,” pintanya.
Nilai ibadah, tambah Rahayantel, tidak hanya dalam konteks hidup pribadi tapi, bagaimana bisa diwujudkan dalam arti luas yaitu berbangsa dan bernegara.
“Umat muslim juga harus mampu menyelesaikan suasana kebangsaan yang saat ini kita hadapi,” terangnya.
Dikatakan, pertemuan bersama ustadz dan imam masjid dalam mensosialisasikan keamanan, kerukunan dan kedamaian sangat penting. Sebab, mereka adalah corong, dai dan memiliki basis masyarakat.
“Tentunya keamanan dan kedamaian bukan saja tanggung jawab imam dan ustadz, tapi juga tanggung jawab kita semua. Seluruh elemen umat muslim turut terlibat. Termasuk ASN, pegawai dan semuanya kami sarankan agar kedamaian ketentraman yang sudah kita bangun bersama sama di Kota Ambon terus dibangun,” terangnya.
Terkait dengan perselisihan pendapat di dalam masyarakat, khususnya pasca Pemilu bisa diselesaikan melalui jalur hukum. “Karena negara kita berlandaskan hukum. Sehingga penyelesaiannya harus sesuai aturan yang berlaku dan tidak main hukum sendiri,” tandasnya.
Kapolres Ambon mengaku, selain silaturahmi dengan para dai, ustadz dan imam masjid, pihaknya juga akan menemui para pendeta, dan pastur atau tokoh agama lain yang ada di Kota Ambon.
“Endingnya nanti adalah silaturahmi antar umat beragama. Tujuannya agar kedamaian, kerukunan dan keamanan pasca Pemilu 2019 tetap terjaga,” ujarnya.
Silaturahmi bersama tokoh agama di Kota Ambon, menurutnya berkaitan dengan perkembangan informasi liar ditengah masyarakat pasca pemilu.
“Ini terkait perkembangan informasi akan adanya pengerahan massa untuk menolak hasil pemilu. Makanya kita merangkul seluruh stakeholder, tokoh masyarakat, alim ulama untuk melakukan pendekatan dengan para jamaahnya,” jelasnya.
Menurutnya, para tokoh agama seperti ustadz, imam masjid, pastor dan pendeta karena dari merekalah pesan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) dapat tersampaikan,” jelasnya.
Dia mengaku dalam pertemuan tadi, lahir berbagai saran dari para ustadz dan imam masjid untuk bisa melakukan safari di setiap masjid yang berada di Kota Ambon. “Kami akan bersama sama mendatangi masyarakat untuk menyampaikan pesan kamtibmas di setiap masjid yang ada,” pungkasnya. (CR1)
Komentar