Setelah Difitnah, Pelantikan Murad Jadi Ajang “Taruhan”
KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Ada dua kekuatan besar menghadang pasangan Murad Ismail-Barnabas Orno Gubernur-Wagub Maluku terpilih dilantik. Siapa?
Murad Ismal mantan Dankorps Brimob Polri hanya bisa ikhlas. Gubernur Maluku terpilih, sejatinya, 11 Maret 2019, sudah harus dilantik dan resmi menjabat gubernur menggantikan Said Assagaff yang telah berakhir masa tugas sebagai Gubernur Maluku, 10 Maret 2019.
Pelantikan pasangan yang di “pesta” Pilkada Maluku berjargon “BAILEO” ini telah siap. Mulai, pejabat, pendukung, warga dan raja-raja se-Maluku sudah berada di Jakarta mewakili masyarakat Maluku menyaksikan pelantikan itu.
Sayang Presiden Jokowi “membatalkan” pelantikan dengan dalih tengah konsentrasi sukseskan Pilpres dan Pileg, sehingga pelantikan Gubernur yang diamanatkan Undang-Undang harus dinomor duakan. Awalnya, tanggal 11, 13 Maret 2019 dan 18 Maret 2019, molor dan molor lagi. Kenapa?
Usut punya usut, ternyata ada dua kubu besar yang inginkan pasangan Murad Ismail-Barnabas Orno tidak dilantik. Kedua kubu ini, inginkan pasangan ini dilantik setelah Pemilu 17 April 2019.
Informasi yang dihimpun Kabar Timur menyebutkan, dua kubu itu masing-masing Luhut Binzar Panjaitan (di lingkaran Istana) dan Hasto (Lingkaran PDI Perjuangan). “Keduanya mendapat masukan langsung dari orang-orang di Maluku,” ungkap sumber di Depdagri, kepada Kabar Timur, Sabtu, kemarin.
Kedua kubu ini “menggoreng” kedatangan Sandiaga Uno maupun Prabowo di Kota Ambon, sebagai bahan menusuk Jokowi. Jokowi ikut termakan “gorengan fitnah” kedua kubu ini. Padahal, mereka lupa, kehadiran Prabowo ke Ambon, dan “diservice” Murad Ismail hanya sebagai ucapan terima kasih alias balas budi.
Pasalnya, biar bagaimana pun Prabowo dan Gerindranya ikut punya andil menangkan Murad-Orno sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih. Prabowo juga memberikan rekomendasi tanpa mahar kepada Murad.
“Kan tidak salah kalau kunjungan Pak Prabowo di Ambon difasilitasi oleh Pak Murad, sebagai balas budi kepada Pak Prabowo,” kata Aziz Tunny, Kader Partai Gerindra yang juga Juru Bicara Murad Ismail sewaktu di Pilkada Maluku, lalu.
Sumber lain menyebutkan, adanya, upaya mengadang pelantikan Murad Ismail dimainkan kader-kader PDI Perjuangan Maluku yang tidak sejalan atau merasa ditinggal Murad, setelah terpilih sebagai Gubernur.
“Istilahnya barisan sakit hati. Mereka ini yang melakukan manuver memanfaatkan Sekjen PDI Perjuangan Hasto, sebagai corong dilingkaran Parpol, untuk ikut menusuk Presiden Jokowi agar pelantikan dibatalkan,” sebut sumber itu.
Merasa upaya menghasut dan memfitnah Murad ke Jokowi berhasil, mereka pun seolah merasa hebat dan menjadikan pelantikan Gubernur Maluku sebagai ajang taruhan. Itu berarti mereka yang ingin bertaruh sebagai dalang mengadang Murad-Orno untuk tidak dilantik.
Hanya saja, benarkah Luhut dan Hasto disebut-sebut dalam berita ini terlibat langsung, belum dapat dikonfirmasi Kabar Timur. (KT)
Komentar