Desak Polisi Tangkap Pelaku Pembacokan, Warga Hualoy Cor Jalan Lintas Seram

PROTES WARGA: Aparat TNI dan Polri dibantu warga membongkar paksa jalan lintas Seram, Minggu (20/1) yang dicor warga Hualoy, Kecamatan Amalatu, Kabupaten SBB.

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Konflik warga Negeri Latu dan Negeri Hualoy, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat sepertinya belum mereda. Dampak konflik dua desa bertetangga itu berimbas pada lumpuhnya akses transportasi di Pulau Seram.

Tidak puas dengan kinerja Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, warga Negeri Hualoy memblokir jalan Lintas Seram.

Jalan raya lintas Pulau Seram, yang menghubungkan Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Seram Bagian Timur (SBT), Maluku Tengah dan Kota Ambon (Pulau Ambon), sempat mengalami lumpuh total Sabtu (19/1) malam hingga Minggu (20/1) siang.

Akses jalan penghubung di Pulau Seram itu ditutup dengan cara pengecoran beton oleh warga Negeri Hualoy. Pengecoran dilakukan warga sebagai bentuk protes terhadap polisi yang hingga kini belum berhasil menangkap para pelaku pembacokan terhadap Sahrial Somar, warga Hualoy.

Sahrial dibacok di kawasan lorong Amalatu, Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, awal Januari 2019. Para pelaku diduga warga Negeri Latu.

Pengecoran jalan raya secara permanen setinggi kurang lebih 30 centimeter itu berlangsung sejak Sabtu (19/1), tengah malam.
“Iya benar. Saat ini saya dalam perjalanan ke sana,” kata Kapolres SBB AKBP Agus Setiawan yang dikonfirmasi Kabar Timur, kemarin.

Selang beberapa waktu berlalu, Agus mengaku pemblokiran jalan lintas Seram telah dibongkar setelah pihaknya berhasil bernegosiasi dengan warga Hualoy. “Sudah dibongkar tadi (kemarin) sekitar pukul 13.15 WIT,” jelasnya.

Menurutnya, pengecoran jalan dilakukan warga Hualoy sebagai bagian dari aksi tuntutan kepada polisi untuk menangkap para pelaku pembacokan. “Mereka menuntut penangkapan terhadap pelaku (pembacokan korban di Kota Ambon),” kata Agus.

Untuk diketahui, Sahrial Somar dibacok orang tak dikenal di lorong Amalatu RT 10 RW 17, kompleks kampus IAIN Ambon pada 3 Januari 2019.

Dia dibacok para pelaku menggunakan parang. Sebelum dibacok, korban sempat dikeroyok. Pemuda 30 tahun ini bersimbah darah dengan mengalami luka sayatan parang di belakang kepala. (CR1)

Komentar

Loading...