KABARTIMURNEWS.COM,AMBON – Proyek pembangunan jembataan Wai Lalan di Desa Negeri Lima Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, dinilai asal-asalan.
Proyek senilai Rp 16,8 miliar itu dikerjakan oleh PT. Kobi Mandiri. Terungkap pembangunan jembatan sepanjang 120 meter itu tidak menggunakan konstruksi cakar ayam pada pondasi tiang utama jembatan. Selain itu penggalian tanah untuk pondasi tidak sampai dasar tanah asli. Tanah yang digali untuk pondasi hanyalah bekas timbunan akibat banjir Dam Wai Ela tahun 2013 lalu.
Pembangunan infrastruktur yang mengabaikan kualitas itu dikeluhkan warga Negeri Lima. “Proyek ini dikerjakan asal-asalan, tidak memperhatikan kualitas. Jembatan sepanjang 120 meter tidak dibuat cakar ayam pada pondasi tiang utama. Begitu juga tanah yang digali untuk pondasi tidak sampai tanah asli, pekerja hanya menggali tanah bekas timbunan banjir Wai Ela. Kalau seperti ini bagaimana jembatan mau kuat,” kata salah seorang warga Negeri Lima, Sahri Soumena kepada Kabar Timur di Ambon, Kamis (2/7).
Menurutnya, untuk pekerjaan jembatan pada bidang tanah yang lembek, mestinya pondasi tiang utama menggunakan konstruksi cakar ayam. Tujuannya, jembatan tersebut bisa tahan lama dan tidak mudah ambruk saat diterjang banjir.
“Proses pekerjaannya harus begitu. Apalagi kondisi tanah di lokasi pekerjaan cukup lembek karena berada pada daerah aliran sungai,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, masalah lain pada pekerjaan ini yaitu proses pengecoran pondasi utama jembatan Wai Lalan tidak seperti pekerjaan jembatan lainnya yang ada di Maluku.


























