KABARTIMURNEWS.COM.AMBON-Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Tengah (Malteng), Provinsi Maluku memetakan potensi ekonomi dan komoditas unggulan di Kawasan Transmigrasi Sapalewa, Pulau Seram, melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) di Kantor Bupati Maluku Tengah, Masohi.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari Ekspedisi Patriot ITB dan Kementerian Transmigrasi, program kolaborasi riset dan pengabdian masyarakat yang bertujuan mempercepat pertumbuhan ekonomi kawasan transmigrasi,” kata Ketua Tim Ekspedisi Acep Purqon dalam keterangan pers yang diterima di Ambon, Senin.
Menurut Acep, ekspedisi yang berlangsung sejak Agustus hingga Desember 2025 ini bertujuan menyusun rekomendasi berbasis data dan partisipasi masyarakat untuk pengembangan kawasan transmigrasi yang inklusif, produktif, dan berkelanjutan di Sapalewa.
“Kami menemukan berbagai potensi menarik di kawasan ini, mulai dari sumber daya alam, keanekaragaman hayati, hingga potensi sosial ekonomi yang bisa menjadi dasar pengembangan wilayah,” ujarnya.
FGD menghadirkan tujuh narasumber dari berbagai instansi daerah, di antaranya Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja, Balai Pemantapan Kawasan Hutan, Kantor Pertanahan, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, serta Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bapplitbangda).
Mereka membahas tujuh isu utama, meliputi sejarah kawasan, pengembangan wilayah, pelepasan kawasan hutan, batas administratif, percetakan sawah, kelembagaan masyarakat, dan arah kebijakan pembangunan daerah.
“Kegiatan ini penting untuk merumuskan potensi dan arah kebijakan pembangunan kawasan transmigrasi agar dapat berkembang lebih cepat,” katanya menambahkan.
Hasil pemetaan menunjukkan bahwa kawasan Sapalewa memiliki potensi besar di sektor pertanian dan komoditas rempah, dengan dukungan keanekaragaman hayati tinggi karena berbatasan langsung dengan Taman Nasional Manusela.
Namun, tantangan masih dihadapi dalam bidang pendidikan, infrastruktur, dan teknologi pascapanen. Acep menambahkan, diperlukan langkah konkret seperti peningkatan kapasitas sumber daya manusia, pelatihan pengolahan hasil pertanian, optimalisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), serta pemberdayaan perempuan agar roda ekonomi kawasan dapat bergerak lebih cepat.
Sementara itu, Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara menyatakan bahwa Sapalewa merupakan salah satu dari 154 lokus Ekspedisi Patriot di Indonesia. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memastikan implementasi hasil riset di lapangan.
“Gotong royong dan kerja sama antarinstansi menjadi kunci keberhasilan pengembangan kawasan transmigrasi ini,” ucapnya.
Dengan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Maluku dan para pemangku kepentingan, kegiatan ekspedisi ini diharapkan mampu melahirkan rekomendasi strategis untuk mempercepat pembangunan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat transmigran di Kawasan Sapalewa. (AN/KT)



























