Israel Klaim Bunuh 1.500 Pejuang Palestina

KABARTIMURNEWS.COM.TEL AVIV – Militer Israel mengklaim telah membunuh setidaknya 1.500 pejuang Palestina yang melakukan infiltrasi ke wilayah Israel di perbatasan Jalur Gaza. Saat ini pun masih terus melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza yang diblokade.
"Dalam beberapa hari terakhir, tentara Israel menemukan tidak kurang dari 1.500 jenazah pria bersenjata Palestina di dalam wilayah Israel," ujar seorang pejabat militer Israel yang enggan dipublikasikan identitasnya kepada Anadolu Agency, Selasa (10/10).
Pejabat militer Israel itu tak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai hal tersebut. Pihak Palestina, khususnya Hamas, belum mengomentari laporan tentang 1.500 warga mereka yang telah menjadi martir di wilayah Israel.
Sementara itu, Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan, negaranya telah melancarkan serangan udara intensif ke Jalur Gaza yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dia mengingatkan bahwa Hamas, selaku pengontrol wilayah Gaza, tidak memiliki tempat untuk bersembunyi. “Kami akan menjangkau mereka (Hamas) di mana pun,” ujarnya.
Sebelumnya, Hagari mengungkapkan, IDF telah mengerahkan sebanyak 300 ribu personel pasukan cadangannya untuk merespons serangan Hamas yang dimulai akhir pekan lalu.
"IDF belum pernah memobilisasi begitu banyak pasukan cadangan secepat ini, 300 ribu pasukan cadangan dalam 48 jam," kata Hagari, Senin (9/10), dikutip laman Times of Israel.
Itu menjadi mobilisasi pasukan cadangan terbesar sejak Israel terlibat Perang Yom Kippur pada 1973. Dalam Perang Yom Kippur, Israel mengerahkan 400 ribu tentara cadangannya.
Pada Sabtu (7/10) pekan lalu ratusan anggota Hamas berhasil melakukan infiltrasi ke wilayah Israel yang berbatasan dengan Jalur Gaza. Infiltrasi dilakukan sesaat setelah Hamas meluncurkan serangan roket.
Ratusan anggota Hamas yang berhasil memasuki wilayah Israel kemudian melakukan serangan ke beberapa kota di dekat perbatasan Gaza.
Pejuang Hamas dilaporkan melakukan penyerbuan ke 22 lokasi di Israel selatan pada Sabtu pagi, termasuk kota-kota dan komunitas kecil sejauh 24 kilometer dari perbatasan Gaza. Ketika mundur, mereka menahan sejumlah warga untuk dijadikan sandera.
Hamas menyebut serangan roket dan infiltrasi ke Israel sebagai Operation Al Aqsa Flood. Mereka mengatakan, operasi itu diluncurkan sebagai respons atas penyerbuan ke Masjid Al Aqsa dan meningkatnya kekerasan pemukim.
Hingga berita ini ditulis, jumlah warga Israel yang tewas akibat serangan roket dan infiltrasi Hamas mencapai setidaknya 900 jiwa, termasuk 73 tentara dan 37 petugas polisi.
Merespons operasi serangan Hamas, Israel telah meluncurkan Operation Swords of Iron dan membombardir Jalur Gaza. Target utamanya adalah markas atau situs lainnya yang berkaitan dengan Hamas.
Warga Palestina yang meninggal akibat gempuran Israel telah mencapai sedikitnya 687 jiwa, termasuk di dalamnya 140 anak-anak. Sementara korban luka mencapai 2.900 orang. Menurut PBB, serangan udara bertubi-tubi oleh Israel juga menyebabkan 123.500 warga Palestina mengungsi.
ANCAM BUNUH
Sementara itu, sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine Al-Qassam, mengancam akan membunuh warga Israel yang telah mereka. Hal itu bakal dilakukan jika Israel melancarkan serangan udara tanpa peringatan yang mengincar penduduk Jalur Gaza.
“Setiap orang yang menargetkan rakyat kami tanpa peringatan, akan dibalas dengan eksekusi salah satu sandera sipil,” kata Brigade Al-Qassam dalam sebuah pernyataan, Senin (9/10), dikutip laman Al Arabiya.
Mereka mengatakan, Israel, yang disebutnya sebagai musuh, tidak memahami bahasa kemanusiaan dan etika. “Jadi, kami akan menangani mereka dalam bahasa yang mereka pahami,” ujar Brigade Al-Qassam.
Seorang juru bicara Brigade Al-Qassam, yang dikenal dengan nama samara Abu Obeida, mengeklaim bahwa serangan udara Israel ke Jalur Gaza pada Senin lalu turut menewaskan empat warganya. “Pemboman pendudukan (Israel) malam ini dan hari ini di Jalur Gaza menyebabkan terbunuhnya empat tahanan musuh dan mati syahidnya para penahannya, Qassam Mujahidin,” kata Abu Obeida lewat saluran Telegram-nya, dikutip Times of Israel.
Israel menyerang 500 target di Jalur Gaza pada Senin lalu. Sasarannya termasuk delapan ruang perang Hamas dan Jihad Islam, sebuah gedung yang diklaim menampung para agen Hamas, beberapa menara tinggi yang menampung aset Hamas, sebuah pusat komando milik angkatan laut Hamas, dan tiga terowongan di daerah Beit Hanoun di Gaza utara.
Hingga saat ini belum diketahi secara pasti ada berapa banyak warga sipil Israel yang disandera oleh Hamas. Kantor pers pemerintah, sebuah badan yang beroperasi di bawah Kantor Perdana Menteri Israel, mengatakan bahwa jumlah warga Israel yang ditahan Hamas lebih dari 100 orang. Sementara, Hamas dan Jihad Islam menyampaikan bahwa mereka menyandera sekitar 130 warga Israel, termasuk di dalamnya beberapa pejabat tinggi militer.
Pada Sabtu (7/10) pekan lalu ratusan anggota Hamas berhasil melakukan infiltrasi ke wilayah Israel yang berbatasan dengan Jalur Gaza. Infiltrasi dilakukan sesaat setelah Hamas meluncurkan serangan roket. Ratusan anggota Hamas yang berhasil memasuki wilayah Israel kemudian melakukan serangan ke beberapa kota di dekat perbatasan Gaza.
Anggota Hamas dilaporkan melakukan penyerbuan ke 22 lokasi di Israel selatan pada Sabtu pagi, termasuk kota-kota dan komunitas kecil sejauh 24 kilometer dari perbatasan Gaza. Ketika mundur, mereka menahan sejumlah warga untuk dijadikan sandera.
Hamas menyebut serangan roket dan infiltrasi ke Israel sebagai Operation Al Aqsa Flood. Mereka mengatakan, operasi itu diluncurkan sebagai respons atas penyerbuan ke Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan pemukim. Hingga berita ini ditulis, jumlah warga Israel yang tewas akibat serangan roket dan infiltrasi Hamas mencapai setidaknya 900 jiwa, termasuk 73 tentara dan 37 petugas polisi.
Merespons operasi serangan Hamas, Israel telah meluncurkan Operation Swords of Iron dan membombardir Jalur Gaza. Target utamanya adalah markas atau situs lainnya yang berkaitan dengan Hamas.
Warga Palestina yang meninggal akibat gempuran Israel telah mencapai sedikitnya 687 jiwa, termasuk di dalamnya 140 anak-anak. Sementara korban luka mencapai 2.900 orang. Menurut PBB, serangan udara bertubi-tubi oleh Israel juga menyebabkan 123.500 warga Palestina mengungsi. (ROL)
Komentar