Jaga Ekosistem Banda, MCC Gunakan “Visualisasi Plastik”

AMBON - Kepulauan Banda di Kecamatan Banda Kabupaten Maluku Tengah merekam banyak sejarah dunia. Belum lagi kekayaan rempah-rempah, pesona indah bentang alam dan pusat perdagangan masa lalu menjadikan kepulauan Banda memiliki daya tarik tersendiri.

Hal ini menjadi perhatian sekelompok anak muda yang menamakan diri Komunitas Molucas Coastal Care(MCC). Komunitas tersebut mengaku mencintai Kepulauan Banda, hal ini membawa mereka datang mengabdi kurang lebih 2 tahun bersama masyarakat di Pulau Gunung Api, Lonthoir dan Pulau Rhun.

Sebagai salah satu wujud kecintaan kepada Pulau Banda, MCC menggelar Pameran Lingkungan. Koortdinator MCC Teria Salhuteru menjelaskan pameran tersebut dibuat dengan konsep design penggunaan bahan plastik sebagai objek utama visual anak-anak yang datang berkunjung.

"Kita membawa imajinasi mereka seolah berada di dalam kolom air yang telah tercemar dengan sampah dan banyak ekosistem laut yang terancam karena sampah," ungkap Teria Salhuteru Selasa (27/9).

"Lewat Acara Baku Dapa MCC, kami berkumpul bersama dengan masyarakat, pemerintah daerah, pemuda dan semua stakholder Banda Neira yang selalu mensupport MCC dalam menjalankan kegiatan-kegiatan kami," jelas Salhuteru.

Diharapkan, lewat pameran singkat ini, anak-anak menaruh perhatian khusus tentang isu lingkungan. Dan terus teredukasi untuk menjaga lingkungan mulai dari diri mereka sendiri.

"Dalam sesi pertama ini, kami bertemu dengan anak-anak Rumah Edukasi MCC, SD, SMP dan SMA se-Banda Neira. Mereka kami ajak untuk berkunjung ke Station kerja kami di Pulau Lonthoir, Pulau Rhun dan Pulau Gunung Api yang kami design di beberapa sudut dinding dengan konsep Pohon Pala, Perahu Nelayan, Gunung dan juga foto-foto kegiatan MCC bersama masyarakat," terangnya.

Pameran tersebut diikuti 117 anak sekolah, guru, dan juga pemuda  setempat.  "Kami kemudian memberikan pertanyaan kepada mereka Pilih mana, banyak ikan atau Sampah di laut? Pertanyaan ini membuat mereka berpikir, 5-20 tahun mendatang apa yang akan terjadi jika tidak jaga lingkungan," paparnya.

Dikatakan, kendati Kepulauan Banda merupakan pusat kunjungan wisatawan lokal maupun manca negara, maka permasalahan sampah dan lingkungan seharusnya tidak menjadi kendala, sebab mengancam ekosistem.(KTA)

Komentar

Loading...