Pasca BBM Naik, Pertalite di SBB Jadi Barang “Langka”

AMBON- Sejak dinaikkan harganya oleh Pemerintah Pusat kurang lebih sebulan lalu, Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite kini menjadi barang langka di Kabupaten Seram Bagian Barat (BBM).
Kondisi ini pun turut menjadi masalah tersendiri bagi warga disana, terutama para pengendara sepeda motor, mobil, serta nelayan yang sehari-hari menggunakan pertalite untuk bahan bakar motor laut.
Mestinya, dengan naiknya harga BBM kebutuhan bahan bakar masyarakat bisa berkurang, karena harganya tak seperti biasa. Namun kondisi tersebut berbanding terbalik, dimana harga sudah naik namun Pertalite sulit didapatkan.
Arham, salah satu nelayan di Kabupaten SBB, kepada Kabar Timur, Senin (26/9) kemarin mengaku, pihaknya sangat kesulitan saat hendak pergi melaut. Alasannya jelas lantaran susahnya mendapat BBM Pertalite.
"Sekali melaut untuk mencari ikan, kita butuh 10 sampai 15 liter Pertalite, dan sebelum BBM naik masih mudah didapat. Tapi sekarang, jangankan 10 liter, dua liter eceran saja susah sekali didapat,"terangnya.
"Kalau Pertamax sangat mudah didapat. Tapi tidak mungkin kita pergi melaut lalu pakai bahan bakar Pertamax. Yang pertama harga Pertamax lebih mahal, kedua kita melaut belum tentu bisa dapat hasil untuk tutup harga Pertamax. Yang Pertalite dengan harga baru saja, kita masih rasa susah,"ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Ruslan, salah satu supir Angkutan Umum di Kabupaten SBB. Dia mengeluhkan ketersediaan stok BBM Jenis Pertalite di SPBU yang sangat minim sehingga sulit diperoleh.
"Hampir satu bulan ini stok BBM Pertalite di SPBU ini sulit kita dapatkan. Kami benar-benar merasakan dampak atas kelangkaan ini. Kami minta Pemda SBB dan Pertamina segera selesaikan secepatnya masalah tersebut,"pintanya.
Menurut Ruslan, masalah kelangkaan BBM jenis Pertalite harus menjadi perhatian serius Pemda dan Pertamina, sebab kalau dibiarkan begitu saja para supir Angkutan Umum lah yang bakal merasakan dampak besarnya.
"Mengapa saya bilang supir Angkutan Umum yang rasakan dampak besar, yah jelas sebab kita muat penumpang pakai tarif Pertalite padahal Pertalite sulit didapat mau tidak mau kita pakai Pertamax. Tentu kita rugi,"ungkapnya.
"Mengapa di SBB selalu bilang Pertalite langka. Padahal Pertamina mengaku stoknya mencukupi. Olehnya itu kami minta agar Pemda dan Pertamina telusuri hal ini, jangan sampai ada penimbunan dilakukan oleh oknum tertentu,"tandasnya. (KTE)
Komentar