Investor Belanda Tarik Diri Dari Masela

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, - Mega Proyek Blok Masela yang berlokasi di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), Provinsi Maluku, diketahui memiliki dua investor besar, masing-masing dari negara Jepang dan Belanda.

Untuk investor dari Negara Jepang, diketahui bakal menanam 65 persen investasi di Mega Proyek Blok Masela. Sementara perusahan besar lainnya dari Belanda dikabarkan bakal menanamkan 35 persen.

Belum juga berjalan, kabar terakhir menyebutkan, salah satu investor besar dari Belanda yang siap menanam 35 persen investasi di Blok Masela mengundurkan diri.

Gubernur Maluku, Murad Ismail, kepada wartawan di kantornya, Rabu (19/1) kemarin, saat disinggung mengenai progres Blok Masela mengaku, jika tak ada Pandemi COVID-19, maka pembangunan infrastruktur kemungkinan sudah bisa dimulai 2022 ini.

"Blok masela ini sebenarnya kalau tidak COVID-19 kemarin, pasti sudah jalan. Mungkin pembangunan infrastruktur mulai dari 2022. Namun karena ada kendala tertentu,"jelasnya.

Gubernur mengungkapkan, kendala dimaksud yakni, ada dua investor besar yang awalnya ingin menanam investasi di Blok Masela, yakni Impek dari Jepang sebesar 65 persen (investasi) dan SEL dari Belanda 35 persen.

"Hanya saja Investor SEL dari Belanda ini mengundurkan diri. Akhirnya sekarang Inpex dengan SKK Migas, sedang mencari kira-kira partner siapa yang bisa bergabung ambil 35 persen itu,"ungkapnya.

Yang jelas , tambah Gubernur, pembagian PI 10 persen di Maluku telah dibagi. "KKT dapat tiga persen, MBD dapat tiga persen, dan provinsi tiga persen. Karena itu kemarin saya udah telepon SKK Migas, dan 1 persen itu untuk, kabupaten/kota yang tidak terkait,"paparnya.

Selain itu, Gubernur juga akhirnya angkat suara soal polemik terkait Lumbung Ikan Nasional (LIN), yang kabarnya bakal dipindahkan dari Provinsi Maluku, ke daerah lain. "Sekarang ini untuk peletakan batu pertamanya, di serahkan ke Menteri Perhubungan. Jadi kita tinggal tunggu aja dari Menteri perhubungan, mau peletakan batu pertama kapan. Kita tinggal siap. Tapi tidak dialihkan ke mana-mana,"tegas Gubernur.

Menurut Gubernur, dirinya memang pernah mendengar kabar bahwa LIN akan dipindahkan. Namun bukan pindah Provinsi, melainkan pindah dari Pulau Ambon ke Kota Tual. "Masalah LIN itu, pernah saya dengar mau dialihkan ke Tual, di tempatnya " TW". Tapi, saya bilang kalau mau dialihkan ke sana (Tual), mungkin dari yang 718 (Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik

Indonesia) di sana, tapi LIN sama Ambon New Port tetap di bangun di Desa Waai, Kabupaten Maluku Tengah,"jelasnya.

"Tidak ada masalah. Ada pelabuhan LIN yang banyak, tapi semua pelabuhan LIN dari Kabupaten/Kota boleh aja dibangun, tapi pengiriman atau ekspornya tetap dari Ambon,"tambah Gubernur.

Gubernur juga menanggapi mengenai berbagai komentar pesimis terkait LIN Maluku. Murad mengaku, adanya komentar miring yang sempat heboh mengenai Lumbung Ikan Nasional, karena faktor tidak dekat.

"Nggak ada masalah apa-apa. Orang-orang inikan, awalnya mereka baik- baik sama kita. Begitu mereka udah mulai aneh, yah kita mulai menjauh. Makanya ada omongan kaya itu,"tandas Gubernur. (KTE)

Komentar

Loading...