AMT Desak Copot Kapolres Malteng
KABARTIMURNEWS.COM. AMBON- Masalah batas tanah antara warga Dusun Rohua Baru/ Rounnusa, Negeri Sepa dengan warga Negeri Tamilouw, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) tak kunjung selesai.
Buntutnya, warga dari dua negeri bertetangga itu saling bertikai. Konflik yang terjadi pada Senin (1/11) itu mengakibatkan salah satu warga Tamilouw, Hasyim Tuharea meninggal dunia.
Hasyim meninggal dengan luka sabetan parang tepat di bagian wajah. Selain korban meninggal, sembilan orang lainnya mengalami luka-luka. Walang warga serta belasan sepeda motor pun jadi sasaran pembakaran kelompok massa pada insiden itu.
Dari peristiwa ini, Aliansi Mahasiswa Tamilouw mendesak Kapolda Maluku, Irjen Pol Refdi Andri untuk mencopot AKBP Rositah Umasugi dari jabatannya sebagai Kapolres Malteng.
Salah satu pemuda Tamilouw, Rafli Tomagola kepada Kabar Timur, Selasa (2/11) mengatakan, konflik antara Negeri Tamilouw dengan Negeri Sepa terus membara akibat dari ketidakmampuan dan kelalaian Kapolres Rositah dalam menangani konflik di dua desa bertetangga itu.
"Kami fikir Ibu Kapolres tidak mampu dan lalai dalam menangani masalah dua desa bertikai. Jadi kami minta pak Kapolda untuk segera mengevaluasi bahkan mencopot Ibu Rositah dari jabatan Kapolres Malteng," kata Rafli
Dikatakan, ketegasan dari pemuda dan mahasiswa Tamilouw sangat beralasan. Pertama, kapolres Malteng tidak tegas dalam memberikan arahan terhadap anggotanya terkait pengamanan konflik tersebut sehingga terjadi pelanggaran SOP di lapangan.
Kemudian, sikap aparat kepolisian yang dianggap lalai dalam menjalankan tugas dan fungsi keamanan sehingga konflik tak bisa di lerai dan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
"Kami juga mengecam sikap dan tindakan Kapolres dan Kapolsek Amahai yang tidak profesional menjalankan tugas sehingga membiarkan konflik terus berlanjut. Ini pernyataan sikap kita," tegasnya.
Sebelumnya, pada Senin (1/11), konflik pecah diantara perbatasan Dusun Rohua Baru dengan Negeri Tamilouw. Kedua warga desa saling serang menggunakan parang, panah, tombak dan batu.
Peristiwa itu menyebabkan satu warga Tamilouw meninggal dunia. Sementara sembilan warga lainnya mengalami luka. Bukan itu saja, rumah/walang warga dan belasan motor juga dibakar. (KTY)
Komentar