Saling Serang, Rohua-Tamilouw Satu Tewas, Kapolres Bungkam
KABARTIMURNEWS.COM. AMBON-Satu korban tewas dan terdapat sejumlah warga terluka dalam insiden itu. Kapolres Maluku Tengah bungkam.
Dua kampung bertetangga di Maluku Tengah (Malteng), yakni: Dusun Rohua Baru, Negeri Sepa dan Negeri Tamilouw, Kecamatan Amahai, terlibat baku hantam, Senin (1/11), sore.
Informasi yang dihimpun Kabar Timur menyebutkan, baku hantam dua negeri tetangga itu, dilaporkan terdapat korban tewas akibat tebasan senjata tajam. Tidak hanya korban tewas, sejumlah warga yang terlibat baku hantam juga terluka.
“Ada korban tewas (meninggal), dan ada juga korban yang terluka. Namun berapa jumlah korban luka belum dipastikan. Tapi, korban meninggal ada satu orang,” ungkap salah satu warga di daerah bertikai yang dihubungi Kabar Timur, tadi malam.
Aksi baku hantam dua kampung tetangga ini pecah, menyusul ada aksi palang jalan yang dilakukan oleh warga Dusun Rohua. Aksi palang jalan terjadi akibat tidak adanya kejelasan dari pihak Pemerintah Negeri Sepa, terkait ganti rugi atas sejumlah pohon yang ditebang oleh Orang Tak Dikenal (OTK).
OTK diduga berasal dari warga Negeri Tamilouw. Dugaan tersebut kuat adanya sebab Sepa dan Tamilouw sendiri memiliki persoalan tapal batas tanah yang belum kunjung selesai. "Dugaannya seperti itu. Karena ada banyak tanaman umur pendek dan panjang milik warga Rohua di kawasan perbatasan yang ditebang," kata warga yang enggan namanya dikorankan.
“Informasi sementara untuk akar masalah hingga terjadi bentrok ini berasal dari aksi palang jalan. Tapi, lebih jelasnya lebih baik dikonfirmasikan ke aparat kepolisian,” aku warga Sepa lainnya, yang dikonfirmasi tadi malam.
Warga itu juga mengakui ada korban jiwa dalam insiden itu. “Ada korban yang meninggal dan luka. Korban meninggal satu orang dan luka akibat kena panah juga ada. Tapi berapa jumlahnya beta seng tau,” tutupnya.
Sementara dari video yang beredar luas di media sosial (medsos), terekam ratusan warga Rohua mengamuk sambil memegang parang, tombak, panah dan alat tajam lainnya. Selain memadati ruas jalan, mereka juga menduduki kawasan pantai di lokasi tersebut.
Polisi yang datang ke tempat kejadian perkara sempat melepaskan beberapa tembakan peringatan ke udara. Kendati demikian, warga masih terus mengamuk. "Beta mau bicara berapa kali, kamong seng dengar katong, mau bicara berapa kali," teriak salah satu anggota polisi dalam potongan video tersebut.
Informasi lain, menyebutkan, Minggu, atau sehari sebelumnya Kota Masohi juga dilaporkan sempat tegang. Warga Tamilouw disebut-sebut sempat cek cok dengan salah satu kelompok warga di jantung Kota Maluku Tengah itu. Hanya saja, apa yang menjadi penyulut ketegangan itu, lagi-lagi belum ada penjelasan resmi dari kepolisian.
Selain itu, dua kampung lainnya, Tehua dan Wolu juga dilaporkan sempat tegang, gegara insiden penganiayaan yang dialami salah seorang warga Tehua. Informasi menyebutkan, pelaku penganiyaan adalah warga Wolu. Taopi, sejauh ini juga tidak ada penjelasan resmi dari Polres Malteng.
Versi resmi kronologis insiden baku hantam dari dua negeri juga belum dirilis Polres Malteng. Kapolres Malteng AKBP Rosita yang dihubungi Kabar Timur maupun wartawan lainnya, untuk mengkonfirmasikan insiden ini memilih bungkam. Bungkamnya Kapolres Ini dibuktikan dengan pesan yang dikirim via WhatsAPP hanya dibaca tapi tidak meresponnya. (KTY)
Komentar