Tiga Cek Dam di Ahuru Berpotensi Bencana
AMBON-Beberapa cek dam yang merupakan proyek Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku terancam gagal. Tiga cek dam di kawasan Ahuru bakal jadi bencana, bila tidak diantisipasi.
Di Ahuru kompleks Gereja Jacobus cek dam sudah jadi, sedang di kompleks Gereja Petra dalam proses pelaksanaan. Tapi dua fasilitas umum untuk pengendali banjir itu tak sepi dari longsoran.
Sementara cek dam Kampung Rinjani juga masih kawasan Ahuru, masih survei untuk persiapan tahap konstruksi. "Yang di kampung Rinjani ini, iya cek dam juga. Tapi masih investigasi tanah, mengambil sampel tanah," terang Kaisar, tim operasional PT Jaya Konstruksi dan PT Selaras Mandiri (KSO) kepada Kabar Timur, Selasa (19/10) ditemui di Kampung Rinjani Kelurahan Waihoka, Ahuru, Kecamatan Sirimau Kota Ambon.
Berdasarkan penelusuran di kampung Rinjani, terungkap, masyarakat setempat saat ini dirundung kekuatiran sejak lama. Mereka takut dua cek dam, Jacobus dan Petra jebol.
"Samua dari cek dam yang di atas-atas saja. Kalau kuat, ya katong yang di bawah-bawah sini tetap aman-aman saja," akui La Ongen, warga kampung Rinjani.
Menurutnya, kampung Rinjani kerap jadi sasaran limpasan air dari lahan atas di musim hujan. Terutama dari kompleks Gereja Petra dan sedikit dari Gereja Jacobus yang letaknya lebih jauh
Pantauan Kabar Timur di cek dam belakang Gereja Jacobus, cek dam sudah jadi bahkan telah berfungsi. Namun potensi longsor menutupi cek dam tetap ada.
Bagaimana tidak, bentuk konstruksi cek dam terlihat kosong dari tembok penahan (talud) di lereng bukit dekat bangunan utama (main dam). Menurut Kaisar tim operasi cek dam kampung Rinjani hal itu merupakan kesalahan metode. "Lereng bukit itu kalau teknik sipil namanya metode," katanya.
Hal yang sama dengan cek dam Petra, dimana potensi longsor lebih besar. Bahkan dapat menyebabkan proses pembagunan terancam molor berlarut-larut.
Menurut dia, kesalahan bukan pada kontraktor tapi pada kesalahan konsultan perencanaan. Mestinya metode atau lereng bukit dimatangkan dulu setelah studi kelayakan lapangan. Yaitu dengan menyiapkan talud penahan dilengkapi saluran pembuangan.
"Tapi ingat ya, dua cek dam yang di atas itu (Jacobus dan Petra) itu bukan kita yang kerja, perusahaan nya lain," imbuh Kaisar. Terpisah di lokasi cek dam Gereja Petra, pengawas proyek, Ardi, berdalih tidak perlu membangun talud penahan longsor.
Rataan tanah dimaksud jelas dia, berfungsi semacam "tembok alam" berfungsi menahan gerak maju lapisan tanah dari lereng bukit menutupi tubuh bendungan. "Jadi kita bikin tanah-tanah rata di bawah bukit saja, itu udah cukup bang," ujar Ardi ditemui di lokasi cek dam Petra.(KTA)
Komentar