Murad Ismail Masih “Perkasa” di 2024
KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, - Keberhasilan merealisasi sejumlah program besar untuk Maluku, seperti LIN, PI 10 persen Blok Masela, Ambon New Port dan lainnya bakal jadi tiket bagi Murad Ismail di 2024.
Pilkada serentak 2024 masih tersisa tiga tahun. Kendati, sudah muncul sejumlah nama tokoh Maluku untuk maju bertarung di “pesta” rakyat Maluku nanti. Sebut saja, Said Assagaf, Asis Samual, Abdullah Tuasikal, Jeffry Rahawirin dan sejumlah tokoh lainnya.
Tapi, nama-nama ini dipastikan bakal kewalahan menandingi petahana Murad Ismail. Murad diprediksikan masih “perkasa” dan tetap duduk sebagai orang nomor satu di periode 2024, mendatang.
“Kalau MI sebutan akrab untuk Murad Ismail, berhasil merealisasikan LIN, PI 10 persen Blok Masela, Ambon New Port dan sejumlah program besar lainnya, itu jadi tiket MI sulit ditandingi di Pilgub Maluku 2024 mendatang,” kata pengamat Politik Maluku, Amir Kotaramalos dihubungi Kabar Timur, Selasa (14/9).
Menurutnya, MI punya rekam jejak yang baik dalam membangun Maluku. Itu bisa dilihat dari adanya MoU atau kesepakatan dengan Pempus perihal LIN, Ambon New Port dan PI 10 Persen Blok Masela. “Sejumlah program besar ini telah diwacanakan sejak SBY masih menjadi presiden. Tapi tidak berhasil juga. Di jaman MI baru ini mendapat pengakuan,” paparnya.
Dijelaskan, seluruh program besar ini tentu akan menjadi modal dalam membangun Maluku lebih baik lagi. Masyarakat umumnya akan mudah mendapatkan lapangan pekerjaan. “Jadi kalau program ini berhasil, tentu ada turunannya hingga ke daerah-daerah. Dan ini akan membuka lapangan pekerjaan. Disini masyarakat akan tetap bersama MI,” jelasnya.
Kemudian, lanjut dia, Pilkada juga dilihat dari kedermawanan-kedermawanan politik. Artinya, jika kebijakan dan keputusan yang diambil itu mampu mendatangkan hal besar untuk mengubah kualitas hidup masyarakat, maka itulah yang jadi tiket untuk calon yang bersangkutan. “Siapa bikin orang senang, maka tokoh itulah yang nanti dilihat. Dan MI bisa dapatkan itu jika program besarnya berhasil,” ucap Amir.
Tapi soal etis dan tidak etisnya Mi dalam berkomunikasi, Dosen Fakultas Fisip Unpatti Ambon itu mengaku, setiap orang punya kareakter masing-masing. Tentu, rakyat akan lebih senang jika kemudian mereka sejahtera dari program-program yang dibuat. “Saya tidak melihat dari etis dan tidak etisnya pak MI. Saya lihatnya dari keberhasilan beliau mensejahterakan masyarakat,” sebut Amir.
Ditanya akankan politik transaksional masih akan terjadi di Pilkada 2024 mendatang, Amir menyatakan, jika pilkda masih berlangsung dalam masa pandemi covid-19, maka politik uang masih akan kuat terjadi.
Mengapa? Karena pandemi covid-19 menjadikan akses masyarakat terkunci, akses ekonomi mati, terbengkalai, serta aktivitas masyarakat jadi terbatas. Dari sini, tentu akan menuju politik transaksional. “Jika masyarakat susah maka ini akan jadi jalan untuk politik transaksional itu tercipta. Dan masyarakat akan tetap mengambil uang jika diberikan oleh calon tertentu,” ujarnya.
Ini juga bisa disebut teori aji mumpung. Artinya, mumpung susah karena pandemi covid-19, maka uang tetap yang diutamakan. “Kalau Pilkada dilakukan masih dalam situasi pandemi, maka peluang politik transaksisonal masih terus berlangsung,” pungkasnya. (KTY)
Komentar