Sampah Bukan Hanya Tanggung Jawab Pemerintah
AMBON - Di usianya 444 tahun, sejumlah problem masih melilit Kota Ambon. Mulai dari kemacetan, minimnya lapangan kerja, belum maksimalnya pelayanan publik dan persoalan sampah.
Dari pelbagai persoalan tersebut, sampah paling menonjol dikeluhkan masyarakat. Sampah merupakan salah satu dari masalah sosial yang dihadapi masyarakat, baik masyarakat yang tinggal di kota besar maupun di kota kecil sekalipun, seperti di Kota Ambon.
Meskipun Pemerintah Kota Ambon serius menangani sampah, minimnya kesadaran masyarakat juga ikut menjadi kendala untuk mengatasi persoalan sampah. Perilaku masyarakat membuang sampah sembarangan merupakan salah satu penyebab terbesar permasalahan menumpuknya sampah. Sampah tidak hanya menyebabkan pencemaran lingkungan tapi juga merusak keindahan kota berjuluk Manise ini.
Ketua DPRD Kota Ambon, James Maatita mengatakan, suatu daerah tetap diperhadapkan dengan berbagai masalah. Mengapa? sebab, daerah misalnya Kota Ambon, bukan saja dihuni oleh warga asli kota Ambon. Beragam suku di Indonesia yang datang mencari nafkah di kota ini.
“Misalnya masalah sampah. Sebenarnya, itu bukan menjadi kesalahan pemerintah, tapi juga karena perilaku manusia dari beragam suku yang mendiami Kota Ambon, yang belum sadar membuang sampah pada tempatnya,” kata Maatita di gedung DPRD Kota Ambon, Jumat (6/9).
Menurutnya, Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy tidak pernah menutup mata dari pelbagai persoalan yang terjadi di wilayahnya. Walikota bersama jajarannya sudah berupaya semaksimal mungkin untuk bisa keluar dari masalah yang ada.
“Tapi masalahnya itu, masyarakat sadar atau tidak. Kalau tidak sadar, ya pasti masalahnya tidak akan selesai,” ujar politisi PDIP ini.
DPRD Kota Ambon, kata James, mendorong dengan mengalokasikan anggaran yang memadai. Sebab, penyelesaian masalah sampah dibutuhkan infrastruktur, sosialisasi, serta tindakan nyata pendekatan komunikasi dengan masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama dan sebagianya.
“Anggaran itu untuk (pembangunan) infrastruktur, sosialisasi, pendekatan komunikasi dengan masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda. Tujuannya agar masyarakat sadar pentingnya membuang sampah pada tempatnya,” kata James.
Untuk pelayanan publik, menurut James, infrastruktur pendukung telah siap. Tetapi tidak didukung kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM). Karena itu untuk pembenahan, kualitas SDM di lingkup Pemkot Ambon harus ditingkatkan. Artinya, SDM harus diajak untuk menghilangkan pola pikir harus mendapat imbalan dalam memberikan pelayanan publik.
“Yang terjadi sekarang kan seperti itu. Tinggal diperbaiki pola pikir dapat imbalan, masuk pintu belakang dan lainnya yang salah. Dapat gaji dari pemerintah itu untuk melayani dengan hati, bukan melayani untuk dapat imbalan,” tegas dia.
Di usia 444 Kota Ambon, James berharap, pemerintah bersama DPRD dan Forkopimda Kota Ambon bisa bersinergi sehingga masalah-masalah yang dihadapi terselesaikan secepatnya. (MG3)
Komentar