29 Kali Labuha Diguncang Gempabumi

ILUSTRASI

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Sejak Sabtu kemarin pukul 10.55 WIT hingga Minggu (6/1), pukul 09.14 WIT, Labuha, Ibukota Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, terus diguncang gempabumi tektonik. Tercatat, wilayah yang berada di Pulau Bacan itu telah diguncang gempabumi sebanyak 29 kali.

Guncangan tersebut menyebabkan ratusan warga memilih mengungsi ke daerah ketinggian dan rumah dinas Bupati Halmahera Selatan, sejak kemarin malam hingga hari ini. Warga mengungsi setelah merasakan gempa yang cukup kuat sebanyak 4 kali.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ambon, Sunardi, mengungkapkan, gempa pertama berkekuatan magnetudo 5,1 SR. Disusul lagi dengan kekuatan bervariasi. Diantaranya sebesar 4,6, 3,7, 3,2, 3,4, 3,3, 3,9, 3,3, 4,7, 3,7, 3,2, 3,9, 3,6, 4,4, 3,7, 3,2, 3,4, 4,5, 4,1, 5,2, 3,0, 3,5, 3,1, 3,5, 3,0, dan 3,2 SR. Sementara hari ini kembali berlanjut dengan kekuatan 3,3, dan 3,4 SR.
Guncangan pertama terjadi di wilayah laut sebelah selatan Kabupaten Halmahera Selatan. Hasil analisis BMKG menunjukkan episenter gempabumi terletak pada koordinat 0,85 LS dan 127,55 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 23 km arah selatan Labuha, dengan kedalaman 10 km.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalamannya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal,” kata Sunardi.

Hasil analisis mekanisme sumber, menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar mendatar (strike slip).

“Dugaan kuat sesar aktif yang menjadi pembangkit gempabumi ini adalah aktifitas sesar lokal. Dampak gempabumi berdasarkan laporan masyarakat menunjukkan bahwa guncangan dirasakan antara lain di daerah Labuha dengan intensitas III MMI dan Bacan dengan intensitas II-III MMI,” jelasnya.

Hingga saat ini, tambah Dia, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami.

“Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” tandasnya. (CR1)

Komentar

Loading...