DPRD Minta Ada Dokter Spesialis di Aru

ILUSTRASI

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Ketua Komisi D DPRD Maluku, Saadiah Uluputty mengaku prihatin permasalahan penyakit katarak yang dialami ratusan masyarakat di Kabupaten Kepulauan Aru.

“Yang jelas ini permasalahan kompleks. Jika tidak disikapi sesegera mungkin, maka ada ratusan warga Aru yang mengalami kebutaan. Untuk itu, harus ada dokter spesialis mata yang ditempatkan di Kabupaten Aru,”kata Uluputty kepada Kabar Timur via seluler, Kamis (8/11).

Dia mengatakan, selain ditempatkan dokter spesialis, program pemerintah lewat nusantara sehat itu juga harus tersalur di Aru. Artinya, dokter-dokter spesialis yang tergabung dalam program ini harus bisa stand bye paling tidak dipusat Kabupaten di Dobo.

Apalagi, Aru wilayah kategori terpencil, terdepan dan terluar. Oleh karenanya, pemerintah pusat harus bisa memperhatikan wilayah ini sehingga permasalahan kompleks yang terjadi di Aru secara perlahan bisa dituntaskan.

“Harus ada pembagian zona karena Aru ini adalah wilayah kepulauan yang rentang kendalinya cukup jauh. Lagian, daerah kategori terpencil, terdepan dan terluar seperti Aru ini harus mendapatkan perhatian afermatif,”paparnya.

Sebelumnya, sebanyak 250 warga yang masuk kategori masyarakat ekonomi lemah di Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, terancam buta, menderita penyakit katarak.

Informasi ini berhasil diperoleh media dari salah satu Dokter spesialis mata yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Maluku, yakni Dokter Elna Anakotta, saat dihubungi wartawan via telepon seluler, Rabu (7/11), kemarin.

Anakotta yang dihubungi sedang berada di kota Kabupaten Kepulauan Aru, Dobo, melakukan pengobatan mata serta operasi katarak secara gratis mengaku, warga penderita katarak yang ada di kawasan tersebut memprihatinkan.

“Pemkab Aru kerja sama dengan IDI melakukan operasi dan pengobatan mata gratis. Kondisi pasien disini banyak menderita penyakit katarak. Kalau tidak secepatnya ditangani, ratusan orang atau warga berpotensi buta,” jelasnya.

Dalam kegiatan operasi mata dan pengobatan mata gratis itu, lanjutnya, ada sebanyak 500 orang warga datang melakukan pengobatan dan 250 orang diantaranya menderita penyakit katarak.

“ Ada pasien datang dalam kondisi buta. 250 orang penderita katarak, baru 40 orang kami operasi. 40 berhasil dioperasi dan bisa kembali melihat. Mereka (pasien) ini jadi prioritas kami, karena kondisi matanya sudah parah,” paparnya.

Dikatakan, 250 pasien positif menderita penyakit katarak harus secepatnya diatasi, bila tidak kondisi semakin rumit dan berpotensi buta. “Bisa saja katarak yang saat ini masih stadium awal akan menjadi stadium akhir yang berarti buta bila tidak diambil tindakan medis,” sebutnya.

Menurutnya, banyak penderita katarak berusia muda hingga lanjut usia, dikarenakan, Kabupaten Kepulauan Aru tidak memiliki dokter spesialis mata. “Aru tidak ada dokter spesialis mata. Mereka kesulitan mengobati penyakit mata dan mereka masyarakat berpenghasilan rendah. Jadi biaya transportasi ke Kota Ambon untuk melakukan pengobatan sulit bagi mereka, “paparnya.

Anakotta mengaku, jumlah 250 orang penderita katarak berada di Kabupaten Kepulauan Aru, bukan data keseluruhan penderita penyakit katarak. “Jumlah data pasien riil pasien yang datang melakukan pengobatan yang kami tangani sebanyak itu. Jumlah ini kemungkinan akan bisa bertambah,” sebutnya.

Salah satu pasien yang berhasil dioperasi, tim IDI Maluku, Mustari Golap mengaku, dirinya senang dan bahagia karena berkat kerja sama Pemkab Aru dan IDI untuk pengobatan dan operasi gratis dirinya dapat melihat.

“Saya bersyukur. Kalau tidak ada kegiatan ini saya tidak akan bisa melakukan pengobatan apalagi operasi menyebuhkan penyakit katarak yang saya derita, “jelasnya. (MG3)

Komentar

Loading...