Optimalkan Deteksi Dini Amankan Pesparani

Istimewa

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON- Kepala Kepolisian Daerah Maluku Inspektur Jenderal Polisi Royke Lumowa, meminta personel pengamanan Pesparani, untuk mengedepankan langkah proaktif dengan mengoptimalkan deteksi dini. Deteksi dini ditekankan agar dapat mengetahui dinamika perkembangan keamanan yang terjadi, untuk secepatnya dilakukan pencegahan dan penanganan awal.

“Saya tekankan agar kedepankan langkah proaktif dengan mengoptimalkan deteksi dini untuk selanjutnya dilaksanakan upaya pencegahan dan penanganan secara dini dan bila harus melakukan penegakan hukum, lakukanlah secara professional dan proposional,” tegas Lumowa, dalam apel gelar pasukan pengamanan pesparani, bersandi Lonceng Siwalima 2018 di lapangan SPN Polda Maluku, Passo, Kota Ambon, Rabu (24/10).

Berbagai potensi kerawanan, kata Lumowa telah dipetakan untuk dilakukan upaya penanganannya. Kerawanan-kerawanan yang perlu dicermati diantaranya titik rawan kemacetan dan kecelakaan, gangguan kamtibmas seperti perselisihan antar warga, bentrok antar peserta saat pengumuman pemenang, terjadinya unjuk rasa saat kunjungan presiden dan ancaman tindak pidana terorisme.

“Untuk itu baik personel Polri, TNI, instansi terkait dan serta tokoh masyarakat lainnya agar bersama-sama berkomitmen untuk bekerja keras guna menjamin pelaksanaan kegiatan pesparani dapat berjalan aman, lancar dan damai,” harapnya.

Polda Maluku bersama seluruh perkuatannya menyelenggarakan operasi kepolisian kewilayahan mandiri. Operasi dilaksanakan selama 11 hari, terhitung mulai tanggal 24 Oktober sampai 3 November 2018.  “Operasi ini melibatkan 1.312 personel yang terdiri dari personel Polri yang didukung oleh personel TNI, instansi terkait, mitra kamtibmas serta potensi masyarakat lainnya,” ungkapnya.

Operasi Lonceng Siwalima 2018 bersifat terbuka dalam bentuk harkamtibmas. Tujuannya untuk memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Sehingga pelaksanaan kegiatan pesparani di kota ambon diharapkan dapat berlangsung aman, kondusif dan terkendali.

Menurutnya, pesparani merupakan suatu aktivitas seni budaya dan kegiatan kerohanian umat Katolik dalam bentuk pagelaran, lomba musik, dan nyanyian liturgy. Pesparani bertujuan untuk mengembangkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan terhadap ibadah dan liturgy gerejani serta mendorong pengembangan seni budaya yang bernafaskan iman katolik sebagai salah satu wujud kekayaan multikulturalisme bangsa Indonesia.

Kegiatan pesparani, tambah dia, juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ibadah gerejani umat Katolik, sekaligus merupakan ungkapan rasa syukur dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pesparani merupakan sarana peningkatan kualitas sumber daya manusia dibidang seni budaya yang juga bernafaskan ke Kristenan dan sekaligus sumber motivasi, “serta inspirasi untuk mempererat tali persaudaraan dan rasa kebersamaan di tengah-tengah kebhinekaan dalam rangka meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa,” jelasnya.

Penyelenggaraan pesparani tingkat nasional I tahun 2018 di Provinsi Maluku, akan menjadi keramaian umum bernuansa agama di wilayah Ambon sebagai tempat pelaksanaan kegiatan tersebut, baik lomba paduan suara, seminar, munas dan pameran.

“Ini tentunya akan menjadi perhatian masyarakat guna mengantisipasi dan meminimalisir kemungkinan timbulnya potensi gangguan kamtibmas/instabilitas kamtibmas di ambon menjelang pelaksanaan kegiatan pesparani nasional pertama tahun 2018,” ujarnya. (CR1)

Komentar

Loading...