Buka Pelatihan Jurnalistik, Ini Pesan Walikota Ambon

KABARTIMURNEWS.COM.AMBON - Pengurus Daerah Jaringan Media Siber Indonesia (JSMI) Maluku dan Maluku Media Center (MMC) menyelenggarakan pelatihan jurnalistik dasar kepada mahasiswa dan fresh graduate yang ingin menjadi jurnalis.

Pelatihan bertajuk “Media Sehat – Demokrasi Kuat – Maluku Hebat” itu berlangsung selama dua hari (Sabtu-Minggu) di News Rock Cafe, Poka Ambon dan diikuti 20 orang peserta.

Ketua JMSI Maluku Ongki Anakoda menjelaskan, industri media sangat berkembang di daerah ini dari menjamurnya media cetak, online, eletronik. Semua media membutuhkan wartawan yang memiliki kualitas, untuk bisa bersama-sama berkomitmen. Alaasan ini maka pelatihan jurnalistik sangat dibutuhkan. “Saya sebagai ketua berharap acara ini bisa berlangsung hingga akhirnya dan bisa menghasilkan adik-adik jurnalis yang handal,” kata Anakoda.

Dia  berharap, peserta serius mengambil pelajaran penting dalam pelatihan. Sedangkan,  MMC sudah ada sejak zaman konflik, hal ini menyebabkan terpecah dua ada media jurnalis Islam dan Kristen. MMC lahir dan MMC menggagas rumah bersama, untuk jurnalis damai.

“Sama-sama mendorong perdamaian di Maluku, dari MMC lahir wartawan-wartawan yang memegang media. Namun Media bertumbuh tapi tidak sebanding dengan kualitas jurnalis,” kata Umahuk.

“Kita punya komitmen dan tanggungjawab untuk melahirkan wartawan-wartawan berkualitas lewat pelatihan ini. Kita berharap bisa mengikuti pelatihan selama dua hari. Ada yang tertarik untuk magang setelah pelatihan ini, disilahkan bagi adik-adik yang ingin terjun ke dunia jurnalistik.

PESAN

Sementara itu, Penjabat Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena, memberikan apresiasi kepada Pengurus Daerah Jaringan Media Siber Indonesia (JSMI) Maluku dan Maluku Media Center (MMC) yang telah menginisiasi pelatihan dasar jurnalistik kepada mahasiswa dan fresh graduate yang ingin menjadi jurnalis.

Apresiasi tersebut, disampaikan Wattimena dalam sambutannya, saat membuka pelatihan  jurnalistikan tersebut.

“Kita sering membaca bahwa dalam upaya membangun kota dan provinsi ini, pers memiliki peran yang sangat penting. Dalam banyak teori pembangunan pers masuk dalam komponen utama untuk bagaimana kita membangun sinergitas membangun kolaborasi untuk satu hal yang baik,” tukas Wattimena.

“Kalau kita bicara pengembangan kota ada istilah pentahelic, di situ salah satunya pers. Ini menunjukkan pentingnya pers dalam kemajuan satu daerah. Di tangan para wartawan atau jurnalis kota atau daerah itu bergantung,” imbuhnya.

Menurut Wattimena, sebuah kota itu bisa maju, bisa berkembang tergantung peran pers untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga sekaligus sebagai wahana untuk memberikan interupsi, kritik, saran dan masukan kepada pemerintah dalam upaya untuk perbaikan setiap kebijakan yang dilakukan.

“Minimal dalam hal memahami kondisi kenyataan, kemudian bagaimana dia menulis berita yang baik dan benar, lalu kemudian ada membuat redaksi yang baik, sampai membuat berita yang sampai ke pembaca,” tukasnya.

Pemerintah kata Bodewin, selama ini berupaya memberikan ruang yang cukup kepada para jurnalis, tanpa bermaksud mengintervensi profesi jurnalis, namun sebagai lankah kolaboratif dalam membangun kota. “Tapi sebenarnya membangun kolaborasi bersama antara pemerintah dan jurnalis untuk menciptakan situasi yang kondusif lewat pemberitaan media massa,” pungkasnya. (KT)

Komentar

Loading...