Temukan Blok Seram, Potensi Migasnya di Atas Blok Masela

Ilustrasi

KABARTIMURNEWS.COM. JAKARTA - Bak pucuk dicinta ulam tiba hal ini pantas diberikan kepada Indonesia yang saat ini sedang membutuhkan tambahan produksi minyak buminya. Dikala produksi minyak sedang susut, namun ternyata Indonesia menemukan potensi cadangan minyak yang jumlahnya tak terkira.

Potensi cadangan minyak itu ada di Blok Warim, Papua yang tercatat oleh Kementerian ESDM mencapai 25 miliar barel minyak serta 47 triliun kaki kubik gas (TCF) di atas produksi gas milik Blok Masela yang diperkirakan mencapai 10,73 TCF.

Selain Blok Warim, potensi cadangan minyak bumi baru juga diketahui ada di Blok Seram, Provinsi Maluku. SKK Migas mencatat, setidaknya potensi cadangan mencapai 5 miliar barel.

"Kita punya potensi cadangan minyak, itu yang Warim sama Seram yang nanti kita akan fokus, Kementerian ESDEM akan fokus di dua ini bagaimana ini bisa segera jadi Wilayah Kerja kita," terang Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto saat ditemui di Gedung DPR, Dikutip Kabar Timur Minggu (05/02) dari CNBC News.

Dwi berharap, jika seandainya Indonesia fokus poda dua temuan potensi itu dan sukses, maka itu bisa menambah cadangan minyak untuk jangka panjang termasuk produksinya.

Diketahui target Indonesia adalah 1 juta barel minyak per hari (bph) di tahun 2030. Lagi pula saat ini, Indonesia sedang dalam tren penurunan produksi minyak bumi.

Yang mana diketahui dalam catatan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) produksi minyak siap jual (lifting) tahun 2022 mencapai 612.300 barrel oil per day (bopd) atau lebih rendah dari capaian lifting minyak pada tahun 2021 yang mencapai 660.300 bopd.

Realisasi lifting minyak pada tahun 2022 yang mencapai 612.300 bopd itu juga tidak mencapai target tahun 2022 yang dicanangkan mencapai 703.000 bopd.

Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebutkan, untuk Blok Warim, meskipun mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Namun, wilayah kerja yang berlokasi di wilayah perbatasan dengan Papua Nugini tersebut berada di dalam area hutan nasional lorentz. "Padahal tetangganya di Papua Nugini sudah menghasilkan minyak dan ada LNG fasilitas," ujarnya.

Oleh sebab itu, pemerintah akan mencoba mengoptimalkan sumber daya alam yang ada di dalam negeri. Pasalnya, jika didiamkan saja, Indonesia akan kehilangan devisa untuk impor. "Tentu saja harus kita antisipasi. Kita sedang mengupayakan berbicara dengan KLHK tapi ini juga terkait penetapan dari Unesco, kita berharap akan ada solusi yang baik gimana kita bisa memanfaatkannya," ujarnya.

Sementara itu, untuk Blok Seram, Dwi Soetjipto bilang tidak ada masalah dengan isu lingkungan atau kawasan yang berkaitan dengan KLHK. "Hanya Warim saja. Sebenarnya yang bersinggungannya kecil ya jadi dari wilayah Warim itu yang bersinggungan bukan semuanya. Potensinya adalah bisa ngebor di luar situ atau ya nanti ada ganti atau apa. Ya itu nanti tentu saja diskusi dengan menteri kan," tandas Dwi.

Masih Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dia mengatakan pihaknya bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat ini telah melakukan pemetaan di kedua wilayah tersebut. Adapun pengembangan dua wilayah ini diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan produksi migas nasional.

"Kalau tidak salah, pokoknya Seram dan Warim ini kira kira punya potensi 4 sampai 5 miliar barel," ujar Dwi saat ditemui di Gedung DPR, masih dikutip Kabar Timur dari CNBC.

Dwi menyebut potensi minyak area Warim dan Seram diproyeksikan bisa mencapai dua kali lipat dari cadangan minyak yang ada saat ini, yang hanya 2,3 miliar barel per hari. Oleh sebab itu, apabila kedua wilayah tersebut dapat dikembangkan, akan menambah cadangan minyak nasional secara jangka panjang.

Sebelumnya, Kementerian ESDM membeberkan adanya potensi sumber daya minyak dan gas bumi (migas) jumbo yang berada di area Warim. Bahkan potensi minyak yang berada di Papua ini dapat mencapai 25 miliar barel per hari.(*/KT)

Komentar

Loading...