Dua Meninggal di Banjir & Longsor Kota Ambon

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, - Masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan kemungkinan bencana akibat cuaca yang tidak menentu beberapa minggu ini.
Setidaknya 20 kawasan terdampak banjir dan 157 titik tanah longsor di Kecamatan Nusaniwe, Sirimau, Teluk Ambon, Teluk Ambon Baguala dan Leitimur Selatan. BPBD Kota mencatat sebanyak 1135 KK dari 4706 KK di lima kecamatan terdampak banjir dan tanah longsor.
Kepala BPBD Ambon Demy Paays mengatakan dua orang meninggal akibat bencana. Tercatat satu anak usia empat tahun meninggal akibat rumahnya tertimpa longsoran. Sedang satu anak lainnya usia tujuh tahun meninggal akibat banjir yang terjadi pada, Jumat (8/7).
Demy menambahkan dua orang dewasa dan dua anak juga harus menjalani rawat inap serta satu orang harus menjalani rawat jalan.
Dikatakan, hujan deras mengguyur Kota Ambon sejak 19 Juni hingga 11 Juli 2022 menimbulkan bencana banjir dan tanah longsor di lima kecamatan itu. “BPBD Kota mendata 20 area terdampak banjir dan 157 titik tanah longsor di wilayah-wilayah kecamatan tersebut,” ungkap Demy Paays Selasa (12/7).
Dia merinci banjir menyebabkan 831 rumah tergenang, 79 rumah rusak, dan 97 rumah terancam longsoran tanah. Banjir juga menyebabkan RS Otto Kwik di Passo tergenang. Sementara tanah longsor menimpa tiga sekolah dasar. “Bencana alam juga menimbulkan kerusakan tanggul sungai di delapan lokasi di Negeri Passo dan kawasan Air Besar. Juga menyebabkan kerusakan talut di badan jalan dan area permukiman di wilayah Kota Ambon,” paparnya.
Dia pun meminta warga yang bermukim di lereng gunung dan bantaran sungai waspada terhadap banjir dan tanah longsor saat hujan deras. Terkait itu warga diimbau segera melapor setiap kejadian bencana di wilayah masing-masing ke BPBD melalui aparat pemerintah negeri/desa/kelurahan setempat.
DUA SUNGAI RAWAN
Selain itu, Paays mengatakan, PemkotAmbon akan benahi gorong-gorong dan menormalisasi sungai guna meminimalisir dampak banjir kala musim hujan. Dia mengaku, ada dua sungai di Ambon yang rawan banjir.
Kedua sungai tersebut yakni: Sungai di kawasan Negeri Batumerah (Way-Batumerah) dan Hative Kecil (Way-Ruhu). Kedua sungai ini mudah meluap mengakibatkan banjir.
“Jadi yang paling rawan di dua Kecamatan. Kecamatan Sirimau dan Kecamatan Baguala. Dimana akibat curah hujan tinggi, ancaman banjir, pohon tumbang dan tanah longsor banyak terjadi di dua kecamatan itu,” kata Paays.
Menurutnya rapat koordinasi diperlukan dalam upaya meminimalisir dampak banjir. Dia mengaku Pemprov Maluku dan Pemkot Ambon sudah melakukan berbagai upaya mengurangi banjir akibat hujan deras. Dua tahun lalu kawasan jalan A.Y Patti kerap jadi langganan banjir. Tapi tidak lagi sejak 2021-2022.
Sebaliknya, banjir ini saat ini lebih banyak terjadi di luar Kota Ambon. “Kita akan lakukan rapat koordinasi untuk mengatasi permasalahan ini,” tandasnya. Selain upaya pemerintah daerah menurutnya, kesadaran masyarakat Kota Ambon saat ini lebih baik dan tidak menjadikan sungai tempat pembuangan sampah.
Namun pihaknya tetap menghimbau warga yang tinggal di daerah aliran sungai tidak membuang sampah ke sungai. Karena berisiko banjir bila datang musim hujan.
BPBD Kota Ambon meminta seluruh masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan bencana akibat cuaca yang tidak menentu beberapa minggu ini.
BPBD mencatat setelah hujan dengan intensitas yang tinggi beberapa hari lalu kurang lebih 831 KK rumahnya terendam banjir. Kemudian 39 rumah rusak dan 1.153 KK terdampak dengan jumlah jiwa 4.706 jiwa.
Seluruhnya pada 20 titik banjir tersebar di Kecamatan Sirimau, Kecamatan Baguala, dan Kecamatan Leitimur Selatan. Hujan intensitas tinggi juga menyebabkan talud jebol pada 8 daerah aliran sungai yang ada.
Terkait itu BPBD Kota Ambon telah menyalurkan bantuan tanggap darurat berupa terpal, gerobak, sekop, hingga perlengkapan rumah tangga bagi warga yang rumahnya rusak berat akibat longsor. (AN/KTA)
Komentar