Balai Sungai Diminta Prioritaskan Negeri Lima

Istimewa

KABARTIMURNEWS.COM, MASOHI - Balai Wilayah Sungai (BWS) Provinsi Maluku diminta tidak menutup mata atas banjir bandang yang dialami masyarakat Negeri Lima Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah. Apalagi warga yang mengalami banjir merupakan bagian dari pengungsi jebolnya bendung alam Wai Ela pada tahun 2013 silam.

"Balai sungai seharusnya jadikan banjir ini prioritas untuk ditanggulangi, semisal normalisasi sungai dan sebagainya," tandas elemen pemerhati pembangunan yang jug koordinator LPNRI Maluku Minggus Talabessy, Sabtu pekan kemarin.

Dengan normalisasi diharapkan, banjir tidak mudah berimbas pada areal pemukiman warga. Selain itu, kata dia, BWS bisa membangun sejumlah talud sungai untuk menahan banjir agar tidak masuk ke pemukiman masyarakat tersebut.

Bantaran sungai Waisia yang kini menjadi areal relokasi pemukiman 350 KK pengungsi Wae Ela itu dilaporkan mengalami kerusakan paling parah akibat banjir awal pekan lalu. Sejumlah rumah di sekitar bantaran sungai itu disapu banjir termasuk sekolah dasar.

Dari informasi warga 4 buah rumah rusak, SDN 2 Negeri Lima, dua ruang kelas hancur akibat longsor, banyak rumah warga di sekitar bentaran sungai Wai Sia yang terancam.
Mengantisipasi kerusakan lebih parah terhadap rumah-rumah warga maupun bangunan lainnya warga membangun tanggul buatan dari batang kelapa .

Bendungan Wai Ela terbentuk secara alami pada pertengahan tahun 2012 akibat longsornya tebing gunung Ulakhatu di Negeri Lima menyusul gempa 5,4 SR. Patahan tebing gunung tersebut menutup alur sungai Wai Ela membentuk bendungan alam dengan panjang mencapai 1100 meter, lebar 300 meter, dan kedalaman 35 m serta volume air kurang lebih 19,8 juta meter kubik, sebelum akhirnya jebol tahun berikutnya pada 17 Juli 3013.(KTA)

Komentar

Loading...