Keluarga Berperan Penting Mendidik Anak

A. Gustav Latuheru

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON- Menjadi orang tua yang bagi bagi anak-anaknya tidak digaji, tidak diberikan bonus dan tunjangan. Untuk menjadi orangtua sangat dituntut bersikap sabar, introspeksi mau mendengarkan dan tetap senyum walaupun mendidik anak dengan setengah mati.

“Namun berbahagialah menjadi orang tua dan banggalah dengan tugas karena surat tugas ditandatangani oleh Tuhan Yang Maha Kuasa,” kata Sekretaris Kota Ambon, Anthony Gustav Latuheru pada seminar orangtua kalesang, di Maluku City Mall (MCM), Ambon, Jumat (30/8).

Menurutnya, menghadapi tingkah laku anak-anak di rumah, di sekolah maupun di masyarakat sesungguhnya anak-anak tidak membutuhkan orangtua yang sempurna. “Melainkan teman yang setia tumbuh dan belajar bersamanya,” kata Latuheru.

Anak-anak adalah maha karya Tuhan yang sempurna, karena tidak ada yang salah dengan desain Tuhan, semua anak lahir suci. “Karena tingkah laku anak kita adalah akumulasi dari apa yang mereka lihat, dan mereka dengar selama ini. Karena anak-anak ini belajar dari dalam kehidupan keluarga, mencontohi banyak hal dari kehidupan dalam keluarga,” ujarnya.

Kata Latuheru, keluarga punya peranan pertama untuk menyajikan contoh kebaikan yang akan dikomunikasikan oleh anak-anak ke dalam dirinya. Karena menurutnya, anak-anak ini seperti spon, tiap gerak apapun yang dia lihat, dengar dan rasakan, sehingga apa yang dia lihat dan rasakan seharusnya adalah kebaikan.

“Mendidik adalah membantu anak berproses menjadi dewasa. Untuk itu kita perlu menjadi dewasa lebih dulu. Jika kita masih suka marah-marah, membentak-bentak dengan alasan mendidik, pertanyaannya apakah sudah dewasakah kita? Jangan bermimpi mendidik anak-anak dengan baik, jika kita tidak merubah cara-cara kita dalam mendidik anak serta memperlakukan anak dengan baik,” pesan Latuheru.

Latuheru mengingatkan, jangan bermimpi jika tidak mengubah cara-cara orangtua dalam memperlakukan anak-anak, jika tidak mengubah pandangan orang tua tentang anak. “Jangan bermimpi untuk mengubah cara kita dalam memandang anak jika kita tidak mau belajar. Kita sering mempunya kemampuan tapi tidak mempunya kemauan. Mempunyai kemauan tapi tidak mempunyai kemampuan padahal kemampuan dalam mendidika anak dapat kita pelajari,” katanya. (MG2)

Komentar

Loading...