Disnaker: Masyarakat Masih Takut Jadi TKI

Godlief Soplanit

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON- Bekerja di luar negeri sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) masih dianggap momok bagi khususnya TKI asal Ambon. Pasalnya pekerjaan tersebut identik dengan sejumlah kekerasan baik itu oleh majikan atau TKI yang dibiarkan terlantar hingga meninggl.

Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Ambon Godlief Soplanit mengatkan, jika pengiriman TKI dilakukan oleh perusahaan atau penyalur TKI yang resmi maka keberadaan mereka dijamin.

Kementerian Tenaga Kerja RI, Badan Penyelenggara Penempatan Tenga Kerja Indonesia (BNP2TKI) di luar negeri ikut melakukan pengawasan.

“Tapi di Ambon ini yang namanya TKI dianggap sebagai momok, padahal kenyataannya tidak. Harusnya rekruitmen TKI dilakukan secara resmi ada pelatihan di balai latihan kerja, kemudian ditempatkan ke luar negeri,”papar Soplanit kepada wartawan di Ambon, kemarin.

Soplanit mengakui, pihaknya kurang melakukan spsialisasi soal TKI sehingga pemahaman masyarakat banyak yang salah.

“Animo masyarakat kurang karena banyak yang salah presepsi. Kelemahan dari kita juga di Dinas kurang sosialisasi tentang hal ini sehingga mereka salah presepsi,”ungkap Soplanit.

Soplanit menyebut, ada enam perusahaan yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Ambon terkait penyaluran TKI, yaitu Arwan Citra Lestari, Bukit Mayak Asri, Bumi Mas Cita Mandiri, Sentosa Karya Aditama dena TKI Perseorangan (Mandiri).

“TKI yang banyak dikirim yaitu ke Malaysia untuk perkebunan sawit. Ada juga yang bekerja sebagai baby sister. Sementara pembantu rumah tangga agak terbatas di Singapura dan Malaysia juga,” sambung Soplanit.

Selain itu Soplanit mengatakan, bahasa juga menjadi kendala bagi TKI untuk bekerja di luar negeri.

“Biaya pelatihan bahasa contoh untuk Australia. biaya pelatihan 650 dolar atau Rp 6 juta,”kata Soplanit. (MG2)

Komentar

Loading...