Sejumlah Mobil Dinas Nyaris Hanyut

KABARTIMURNEWS.COM, NAMROLE - Sejumlah mobil dinas pejabat di lingkup Pemerintah Kabupaten Buru Selatan nyaris hanyut terseret arus sungai. Peristiwa ini terjadi saat rombongan pejabat yang dipimpin Penjabat Sekda Bursel Abdul Muthalib Laitupa hendak menghadiri panen perdana bawang merah di Desa Simi, Kecamatan Waesama, Sabtu (26/1).
Awalnya belasan mobil pejabat dalam iring-iringan ke desa Simi saat melintasi beberapa sungai tidak mengalami kendala. Namun saat tiba di salah satu sungai di Desa Alfafa, dua mobil dinas terjebak arus sungai. Kedua mobil yang terjebak itu adalah mobil Terios yang dikendarai Kepala Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Asnawi Gay dan mobil Inova yang ditumpangi Kepala Dinas Keluatan dan Perikanan Bursel Effendi Hatuwe.
Pantauan Kabar Timur, melihat kedua mobil dinas ini tertanam dan terjebak arus sungai, rombongan lainnya yang mengikuti dari belakang harus terhenti. Sementara mobil dinas yang ditunggangi Penjabat Sekda dan Wakil Ketua DPRD Bursel La Hamidi merk Fortuner langsung tancap gas melewati derasnya air sungai tersebut.
Setelah berhasil menyeberangi sungai upaya untuk menarik dua mobil yang terjebak dalam arus sungai pun dilakukan. Dibantu masyarakat, dua mobil yang nyaris hanyut berhasil ditarik oleh mobil dinas Sekda hingga ke daratan. Puluhan mobil yang mengikuti dari belakang juga berhasil melewati derasnya air sungai.
Rombongan melanjutkan perjalanan ke Desa Simi. Khawatir akan turun hujan, sejumlah mobil Avansa milik pejabat Bursel akhirnya memutuskan kembali lebih awal setelah menghadiri panen perdana bawang merah di Simi. Namun sial bagi mereka saat melewati sungai di Desa Alfafa juga harus terjebak dalam arus sungai.
Mobil yang terjebak, diantaranya yang ditumpangi Asisten I Setda Bursel Afario Soumokil, dan Kepala Bagian Umum Semi Teslatu.
Setelah berjuang cukup keras, masyarakat dan wartawan yang menumpangi mobil tersebut berhasil melewati derasnya arus sungai.
Salah satu masyarakat setempat mengatakan, sopir harus lebih hati-hati saat menyeberangi sungai. Artinya harus memperhitungkan arus sungai dan melewati jalur yang kedalaman sungai rendah. ”Kalau tidak hati-hati, mobil bisa terseret arus sungai dan itu sangat berbahaya untuk keselamatan,” kata warga setempat.
Sementara itu informasi lain menyebutkan, terkadang ada ulah dari oknum-oknum tertentu yang memanfaatkan derasnya arus sungai sebagai lahan bisnis dengan cara-cara kotor.
”Mereka (oknum-oknum) itu menggali sungai supaya kelihatan dalam sehingga tidak bisa dilalui kendaraan roda dua. Sehingga warga yang melintas harus menggunakan jasa rakit yang mereka jadikan peluas bisnis mendapatkan uang,” ungkapnya. (KTL)
Komentar