Peringati Hari Pattimura, Gubernur: Bergerak Bersama Bangun Maluku

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Peringatan Hari Pattimura bukan sekedar rangkaian kata-kata. Ini panggilan anak negeri untuk implementasikan perjuangan Pattimura dalam konteks Maluku kekinian.
Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, bertindak selaku inspektur upacara pada peringatan Hari Pattimura ke-208 Tahun. Upacara kali ini, mengusung tema “Lanjutkan Perjuangan Pattimura, Par Maluku Pung Bae”, berlangsung di Lapangan Pattimura, Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Kamis (15/5).
Dalam sambutannya Gubernur mengatakan aura kepahlawanan dirasakan dalam getaran semangat Lawamena Haulala, yang dulu dikobarkan oleh Kapitan Pattimura dan kawan-kawannya.
“Api perjuangan yang dimulai dari Gunung Saniri, menjadi lambang membaranya semangat perjuangan untuk menyatukan rakyat Maluku, khususnya yang ada di kepulauan Lease, sosok Kapitan Pattimura adalah lambang dari keberanian, pengorbanan dan cinta tanah air, beliau memimpin perlawanan pada 15 Mei 1817, bukan karena ingin dikenang tetapi karena tidak rela melihat rakyatnya ditindas dan tanah ini diinjak-injak oleh penjajah,” sebutnya.
Semangat itulah, sambung dia, yang menginspirasi tema peringatan Hari Pattimura Tahun ini, jelas Gubernur, tema ini bukan sekedar rangkaian kata-kata, ini adalah panggilan anak negeri untuk mengimplementasikan nilai-nilai perjuangan Pattimura dalam konteks Maluku kekinian.
“Perjuangan hari ini adalah bagaimana kita mentransformasikan Maluku, menuju Maluku yang maju, adil dan sejahtera menuju Indonesia Emas 2045. Semangat Lawamena Haulala mengajarkan bahwa untuk mencapai Maluku pung bae, kita harus bekerja bersama, bahu membahu tanpa melihat perbedaan,” ungkapnya.
Ditegaskannya, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, dibutuhkan masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh Agama, Kaum Muda, Dunia Usaha, di mana semuanya memiliki peran masing-masing yang sama penting untuk membangun Maluku.
“Pesan perpisahan Thomas Matulessy Sang Kapitan Pattimura yang fenomenal itu, merujuk kepada generasi kita sekarang ini dan generasi Maluku masa depan, tentang bangkitnya Pattimura-Pattimura Muda yang akan meneruskan dan mewujudkan cita-cita perjuangan mereka,” ucap Lewerissa yang juga mantan anggota DPR RI.
Ungkap dia, Pattimura zaman sekarang tidak lagi mengangkat parang dan salawaku, tapi menggunakan kecerdasan, inovasi, kebijakan teknologi, kerja keras, loyalitas dan solidaritas, untuk melawan kemiskinan, ketimpangan pembangunan, keterbelakangan pendidikan, kerapuhan nilai sosial dan budaya, serta ancaman terhadap toleransi dan persaudaraan.
Pemerintah Provinsi Maluku kata dia, melalui Sapta Cita Lawamena, terus berikhtiar membenahi tata kelola pemerintahan, mempercepat pembangunan infrastruktur, memperluas layanan pendidikan dan kesehatan, serta memperkuat ketahanan sosial budaya sebagai masyarakat kepulauan.
“Semua ini kita kerjakan dalam semangat kolaborasi, partisipasi dan keadilan, namun saya harus katakan bahwa semua tidak berarti tanpa partisipasi aktif masyarakat, dan semua elemen, oleh sebab itu saya mengajak kita semua menjadi Pattimura-Pattimura di bidang kita masing-masing, guru yang mengabdi dengan tulus, petani dan nelayan yang mengelola tanah dan hasil laut dengan bijak, ASN yang melayani rakyat dengan hati, aparat negara yang bertindak berdasarkan kebenaran dan keadilan, anak muda yang kreatif, inovatif, cinta damai dan berpikiran maju,” jelasnya.
Lewerissa berpesan kepada para peserta upacara dan seluruh masyarakat Maluku, untuk merawat sejarah dan jaga jati diri, jangan sampai anak cucu kita tumbuh tanpa mengenal siapa itu Pattimura dan semangat perjuangannya.
“Jika Pattimura berani melawan penjajah untuk kemerdekaan, maka kita harus berani melawan kemalasan perpecahan dan ketidakadilan demi kemajuan bersama,” tegasnya.
Tambah dia, perkuat persaudaraan sejati, dan jangan biarkan perbedaan meretakkan hubungan antar orang basudara, karena Pattimura mengajarkan kita bahwa kekuatan terbesar Maluku adalah persatuan dan kebersamaan.
“Tanah ini pernah disiram darah pejuang, maka jangan kita nodai dengan kebencian, perpecahan dan pengkhianatan terhadap nilai persaudaraan,” tukasnya.
Dirinya mengajak untuk bergerak bersama demi kemajuan Maluku, pemerintah bersama masyarakat, gereja, masjid, sekolah, organisasi perempuan, organisasi pemuda, pengusaha, lembaga adat, lembaga sosial, semua harus bersatu dalam kerja nyata.
“Inilah yang diinginkan oleh Thomas Matulessy Sang Kapitan Pattimura, sebagai bukti komitmen kita melanjutkan perjuangannya Par Maluku Pung Bae,” tutup Gubernur.
Pada upacara itu dilakukan prosesi, peletakan bunga oleh Upulatu Maluku, Bupati Maluku Tengah, dan Ahli Waris, serta dilanjutkan dengan penyulutan Obor Pattimura oleh Upulatu Maluku.
Sebagai informasi peringatan Hari Pattimura di Saparua, juga dihadiri Wakil Gubernur, Abdullah Vanath, yang juga selaku Pati Maluku, Forkopimda, Ketua TP PKK Provinsi Maluku, Pimpinan dan Anggota DPRD Provinsi Maluku dan, Sekda Maluku.
Selain itu, ada Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tengah beserta jajaran Forkopimda Kabupaten Maluku Tengah, Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Maluku Tengah, Staf Ahli Gubernur, Asisten Sekda dan Pimpinan OPD Lingkup Pemerintah Provinsi Maluku.
Sekda Kabupaten Maluku Tengah beserta Asisten dan Pimpinan OPD Lingkup Kabupaten Maluku Tengah, Camat Saparua dan Saparua Timur, Kapolsek Saparua dan jajaran, Danramil Saparua dan jajaran, beserta seluruh Raja dan Perangkat Saniri Negeri, Babinsa dan Bhabinkamtibmas se-Pulau Saparua.
Tokoh Agama, Tokoh Perempuan, Tokoh Pemuda, Guru dan Anak Sekolah se-Pulau Saparua, Ahli Waris Keluarga Pahlawan Nasional Pattimura, insan pers media cetak dan elektronik, serta ribuan orang yang berkumpul di sepanjang lapangan untuk menyaksikan Upacara yang dibuka secara umum ini. (KTL)
Komentar