Bupati Canangkan Gerakan Tanam Sukun
KABARTIMURNEWS.COM. TIAKUR -Pemerintah Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) lewat Dinas Pertanian/ Peternakan bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK kabupaten MBD guna menyuseskan pencanangkan gerakan tanam sukun di Provinsi Maluku. Hal tersebut sebagai bagian dari upaya kemandirian pangan daerah melalui pemanfaatan pangan lokal dalam mengatasi krisis pangan global. Pencanangan berlangsung di kantor Desa Kaiwatu, Selasa (14/02/2023).
Dalam sambutannya, Bupati MBD Benyamin Thomas Noach, ST menyatakan adanya ancaman krisis pangan sebagai akibat adanya inflasi. "Yang mana daya beli masyarakat menurun tetapi kenaikan harga barang dan jasa yang luar biasa secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu kebiasaan masyarakat MBD untuk mengkonsumsi pangan lokal harus lebih ditingkatkan lagi," tandas Bupati.
“Pulau sudah menyiapkan kita makanan, Tuhan memberikan kehidupan tinggal kita memanfaatkan. Kita tinggal di pulau yang tidak bisa tanam padi tetapi makan beras. Kita tinggal di tempat yang harus makan suku, sagu, singkong dan jagung tetapi gaya hidup membuat kita harus mengkonsumsi beras. Akhirnya ketika cuaca buruk stok beras habis, orang bilang MBD terancam kelaparan,” jelas Bupati lagi.
Masih menurut Bupati, inflasi juga disebakan karena gaya hidup mulai bergeser beberapa waktu terakhir. Kondisi ini diperparah dengan makanan cepat saji berbahan beras.
Hal tersebut, ujar Bupati, tidak melatih generasi untuk makan makanan lokal seperti bubur jagung, sukun, pisang dan singkong. "Padahal semuanya bisa karena biasa, apalagi sejak dini tidak dibiasakan untuk mengkonsumsi pangan lokal," sentil Bupati.
Padahal, ujar Bupati, semua makanan sama karena bertujuan untuk memberikan asupan energi, membangun struktur tubuh dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak. "Sementara sukun itu semuanya bermanfaat, baik buah, daun, akar dan pohonnya. Sukun mengandung mineral yang sangat tinggi termasuk kalsium, fosfor, mangan dan magnesium, ucapnya.
“Semua yang konsumsi beras terakhir cari sukun karena sudah mulai sakit gula. Sapa suruh dari dulu kalau makan sukun begini seng sakit gula. Sejak awal makan saja sukun biar jangan sakit gula. Sebab tidak ada klasifikasi antara makanan orang kampung dan makanan orang kota. Sebab semua makanan sama, selama itu makan untuk kesehatan,” papar Bupati MBD.
Jadi harapannya, masih Bupati, mulai dari generasi selanjutnya diajarkan untuk mengkonsumsi pangan lokal sehingga ketergantungan untuk konsumsi beras cukup sebatas generasi saat ini saja.(*/KT)
Komentar